Sulap Bungkus Snack Jadi Tas Tangan Multi Fungsi, Cara Elvira Mahasiswa UC Surabaya Lestarikan Alam
Mahasiswa UC Surabaya, Elvira Angelica Manik sulap limbah bungkus snack jadi tas tangan multi fungsi. Kontribusi melestarikan lingkungan.
Penulis: Zainal Arif | Editor: Hefty Suud
TRIBUNAJTIM.COM, SURABAYA - Mahasiswa Universitas Ciputra (UC) Surabaya, Elvira Angelica Manik berhasil mendaur ulang bungkus snack (makanan ringan, red) jadi tas tangan multi fungsi.
"Saya ingin berperan untuk berkontribusi melestarikan lingkungan agar tidak semakin dipenuhi limbah," kata Elvira, sapaan akrabnya, kepada awak Tribun Jatim, Minggu (13/9/2020).
Gadis 21 tahun ini memilih limbah bungkus snack bukan tanpa alasan.
• Tanaman Hias Aglaonema Naik Daun di Tengah Pandemi Covid-19, Milik Pasutri di Malang Laku Rp 5 Juta
• 4 Desa di Kota Batu Mulai Digitalisasi Arsip, Tertua Dimiliki Desa Oro-oro Ombo: Terbit 1954
Dipaparkan elvira, dirinya telah bereksperimen menggunakan berbagai jenis bungkus yang bervariasi. Material bungkus snack dinilai paling cocok.
"Sejauh yang sudah saya coba dari berbagai tipe bungkus, bungkus snack menjadi yang paling cocok digunakan karena lebih tebal. Sehingga saat disetrika dengan suhu panas tinggi dapat menghasilkan tekstur yang diinginkan dan berubah menjadi kaku," ungkap mahasiswi Fashion Product Design And Business.
Dalam proses pembuatannya, yang pertama Elvira mencuci limbah bungkus snack terlebih dahulu.
• Unesa Berikan Keringanan UKT untuk Mahasiswa yang Terdampak Pandemi Covid-19
• Bapenda Kabupaten Malang Manfaatkan Teknologi untuk Kelola Sumber Pajak, Jadi Lebih Praktis
Lalu dipotong dibagi dua sesuai ukuran yang diperlukan dan dilipat dua kali, kemudian disetrika dengan suhu maksimum.
"Harus tetap stabil agar mendapatkan berbagai motif yang konsisten," kata perempuan asal Bontang, Kalimantan Timur ini.
Kedua, melakukan proses pewarnaan dengan menggunakan cat pewarna untuk finishing, disarankan menggunakan alas koran.
"Saat saya mencoba berbagai macam teknik pewarnaan mulai dari menggunakan cat akrilik, stabilo, tinta, cat semprot pewarna hingga cat besi belum menemukan warna yang sesuai," ujarnya.
Namun setelah melakukan beberapa eksperimen, Elvira akhirnya berhasil menggunakan cat besi semprot sebanyak dua lapisan lalu diberikan finishing dengan semprotan cat pewarna.
Ketiga setelah pewarnaan, kemudian dirapikan dengan cara digunting membentuk ukuran 8,5 cm x 12,5 cm.
Keempat, dijahit diseluruh sisi ujung-ujungnya teknik zigzag.
"Untuk proses pembuatannya ini sih sekitar 1-3 hari, biasanya saya lebih cepet kalau jahit sendiri," ungkapnya.
Sementara itu, desain tas yang dibuat memiliki fungsi selain motif menyerupai tekstur kulit croco, tas ini juga dapat digunakan dengan 3 style berbeda yaitu model sling bag, clutch dan waist bag.
"Bahannya ringan dan muat barang banyak, cocok untuk occasion acara ataupun daily. Perawatannya mudah karena anti air jadi warna ataupun bahannya tidak luntur dan tembus air," pungkasnya.
Editor: Heftys Suud