Penyebab Harga Cabai Rawit di Sampang Anjlok, Disperdagprin: Kebalikan dari Mahalnya Tebu Kemarin
Kebutuhan yang sedikit dari masyarakat di puncak musim panen menjadi penyebab harga cabai rawit di Kabupaten Sampang anjlok.
Penulis: Hanggara Syahputra | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, SAMPANG - Kebutuhan yang sedikit dari masyarakat di puncak musim panen menjadi penyebab harga cabai rawit di Kabupaten Sampang anjlok.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Sampang Madura, Abd. Hannan sebab, kasus turunnya harga cabai sama persis dengan naiknya harga gula beberapa waktu yang lalu di wilayah kerjanya.
Menurutnya, alasan mahalnya harga gula kemarin karena sulitnya tebu ditengah kebutuhan masyarakat yang banyak.
• 7 Syarat Dapat Santunan Kematian Rp 15 Juta untuk Keluarga Pasien Covid-19, Berlaku di Semua Daerah
• Kenakalan Jennifer Jill-Ajun Perwira di Ranjang RS, Ipel Sakit Jelang 50 Tahun, Suami: Peluk-peluk
"Sedangkan penyebab anjloknya harga cabai ini kebalikan dari mahalnya harga tebu kemarin," ujarnya kepada TribunMadura.com (grup TribunJatim.com), Selasa (15/9/2020).
Maka dari itu, pihaknya menyarankan kepada para petani cabai rawit di Bumi Bahari untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dengan cara lebih cermat memilih tanaman pada setiap musimnya.
Sehingga, para petani tidak mengalami kerugian seperti yang terjadi pada sejumlah petani saat ini.
"Jadi para petani menyesuaikan, sekarang ini musim apa dan jika hendak menanam harus melihat jumlah kebutuhan masyarakat," terangnya.
• Sosok Kakak Kandung Dory Harsa Jarang Disorot, Ipar Nella Cantik Berhijab, Pekerjaan Tak Sembarangan
Sementara, salah satu petani cabai rawit asal Dusun Ngorbungor Desa Tragih Kecamatan Robatal, Sampang Rahman (45) menyampaikan, cukup rugi dengan musim panen kali ini.
Mengapa tidak, biaya operasional dari mulai pembelian bibit hingga pemberian pupuk tidak sebanding dengan hasil yang didapat.
"Saat ini harga cabai perkilonya di pasaran hanya Rp 3 ribu sampai Rp. 5 ribu, sedangkan biaya penanaman saya dengan luas lahan satu hektar lebih mencapai sekitar, Rp 20 juta," keluhnya.
Dengan kondisi seperti itu, Rahman memilih memotong semua tanaman cabenya dan menggantinya dengan tanaman semangka.
"Mau gimana lagi, dari pada diteruskan malah semakin merugi," pungkasnya.
Penulis: Hanggara Pratama
Editor: Pipin Tri Anjani
• Alasan Maia Tolak Anak dari Irwan Mussry, Terjawab Adanya Perjanjian: Soal Masa Lalu hingga Penyakit
• Perkembangan Kasus Fetish Kain Jarik, Jaksa Tambahkan Pasal Asusila