Gardu Travo Meledak, Warga Kedungwaru Berhamburan Kaget: Layangan 2 Meter Nyangkut di Kabel Listrik
Layang-layang dua meter tersangkut di kabel listrik Tulungagung. Warga Kecamatan Kedungwaru kaget gardu travo meledak dan listrik padam.
Penulis: David Yohanes | Editor: Hefty Suud
Menurut Petugas Layanan Teknis PLN ULP Tulungagung, Adi Prayitno, sudah lebih dari 10 kali terjadi ledakan karena layang-layang.
Bahkan kasus di Desa Junjung, Kecamatan Boyolangu, terjadi pemadaan hingga pagi hari.
Hal ini karena petugas butuh waktu untuk penelusuran hingga penggantian alat.
“Kalau tidak ada laporan kami harus menelusuri sepanjang jalur untuk menemukan penyebab listrik padam,” ungkap Adi.
Lanjut Adi, PLN sudah melakukan sosialisasi lewat kepala desa, agar para penghobi layangan ini tidak membahayakan jaringan listrik.
Selain itu PLN juga sudah membagikan selebaran hingga ke desa-desa.
Namun hingga kini layang-layang tetap mendominasi sebagai penyebab padamnya listrik di wilayah Tulungagung.
“Ada penyebab lain seperti binatang. Tapi jumlahnya tidak sebanyak karena layang-layang,” tambah Adi.
Masih menurut Adi, para pelanggan dirugikan karena pemadaman ini.
Selain itu PLN juga rugi karena setiap kali terjadi ledakan, pasti ada alat yang rusak.
Jika alat yang rusak adalah travo, maka PLN harus mengganti travo baru dengan harnya sekurangnya Rp 100 juta.
“Harganya (travo) tergantung besar kecilnya. Tapi yang paling kecil sekitar Rp 100 juta,” tandas Adi.
Dalam kejadian di Desa Majan ini, petugas PLN akhirnya bisa menemukan pemilik layang-layang.
Namun laki-laki 26 tahun warga Desa Majan, Kecamatan Kedungwaru itu tidak diseret ke ranah hukum.
Ia hanya diminta membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya.
Dalam penjelasannya, pemilik layang-layang mengaku bersalah karena menaikkan layang-layang hingga malam hari.
Layang-layang itu putus kemudian jatuh di atas kabel PLN.
Penulis: David Yohanes
Editor: Heftys Suud