Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah 2 Anak Sopir Lulus Pendidikan Kedokteran Unair, Lihat Kuncinya, 'Kalau Bayar Tak Sanggup'

Kisah gadis asal Tuban dan Jombang lulus pendidikan kedokteran di Universitas Airlangga dengan keterbatsan ekonomi.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Hefty Suud
SURYA/SULVI SOFIANA
Ewin dan Ria berbincang dengan Dekan FK Prof Soetojo (kiri) dan Wakil Rektor 1 Unair Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih usai pengucapan sumpah dan janji dokter di Aula FK Unair, Kamis (24/9/2020). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Memiliki keterbatasan ekonomi, tak membuat Ewin Wulandari dan Ria Setiawati menyerah mengejar cita-cita.

Kedua gadis yang sama-sama memiliki ayah seorang sopir ini mampu mewujudkan cita-citanya dengan menyelesaikan pendidikan kedokteran di Universitas Airlangga.

Dua gadis asal Tuban dan Jombang ini lulus dan mengucapkan sumpah dan janji dokter di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Kamis (24/9/2020).

Pengundian Nomor Urut Paslon Pilwali Blitar 2020, Henry-Yasin Nomor 1 dan Santoso-Tjutjuk Nomor 2

Diduga Terlibat Rekayasa Pailit PT Gusher Tarakan, 2 Pengacara Ini Resmi Ditetapkan Tersangka

Ewin mengungkapkan, secara finansial penghasilan ayahnya yang seorang sopir tidak akan mampu membayar seluruh biaya pendidikan di kedokteran, karena biaya pendidikan di kedokteran dikenal sangat mahal.

Tidak hanya uang kuliah tapi praktikum, buku dan alat-alat kesehatan sebagai penunjang pembelajaran.

Untuk itu keduanya berusaha mendapatkan beasiswa bidikmisi yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Nasib Pria di Blitar Saat Gagal Curi Barang di Rumah Warga, Sempat Dihajar Massa

Sempat Dapat Penolakan Warga, Pemakaman Jenazah Korban Pengeroyokan Tulungagung Dikawal Ketat Polisi

Sehingga keduanya bisa menempuh pendidikan dokter dengan baik dan lancar bahkan sesuai waktu yang ditetapkan yakni enam tahun.

“Asalkan ada keinginan, di situ pasti ada jalan. Jadi semua proses saya jalani sungguh-sungguh” ujar Ewin.

Ewin mengaku memang bercita-cita ingin jadi dokter. Dia maupun Ria menyadari, tidak mungkin orang tuanya bisa membiayai semua itu.

“Akhirnya berupaya bagaimana caranya kita harus bisa masuk FK Unair tanpa biaya sedikitpun. Dan tanpa tes tentunya,” tambah Ewin.

Untuk itu belajar dengan rajin, tekun dan giat menjadi kunci kedua gadis itu untuk bisa mencapai cita-cita. Semasa kelas X hingga XII, nilai rapor mereka tidak pernah di bawah 9. Bahkan, harus dalam posisi menanjak setiap semesternya.

“ Bahkan, semua lomba-lomba yang digelar Unair, terutama FK Unair selalu saya ikuti agar agar bisa punya tiket khusus masuk FK. Alhamdulillah kesampaikan. Dan dapat beasiswa lagi,” tandasnya.

Selama kuliah di FK Unair, keduanya mengaku hanya mengeluarkan dana untuk kebutuhan hidup serta membeli buku dan alat praktikum. Selebihnya tidak bayar alias gratis.

“Kalau semua bayar, tidak akan sanggup orang tua kami membiayai,” tambah Ria.

Ewin dan Ria adalah dua dari delapan mahasiswa FK Unair dari jalur bidikmisi yang lulus profesi dokter dan bisa mengucapkan sumpah dan janji dokter di masa pandemi ini.

Dekan FK Unair, Prof Dr dr Soetojo SpU (K) mengungkapkan turut bergembira bisa melantik dan mendampingi mahasiswanya mengucapkan sumpah dan janji agar bisa mengabdi sebagai dokter yang siap melayani masyarakat.

“Pelantikan kami lakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Karena kami tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.

Dari 209 lulusan, pelantikan dilakukan selama dua hari dan masing-masing ada dua sesi.

“Kami suruh mereka memilih, apakah bisa ikut offline atau online. Kalau mau online ya monggo, mau ikut offline ya silahkan. Kami atur agar tidak terjadi penumpukan,” ujar Prof Soetojo.

Pelantikan dan pengucapan sumpah janji dokter ini menjadi kewajiban setiap lulusan kedokteran. Karena dokter-dokter baru itu harus segera bisa mengabdi ke masyarakat di saat pandemi seperti sekarang ini.

Sumpah dan janji itu sebagai langkah awal untuk bisa terjun ke masyarakat, melakukan pelayanan kesehatan.

“Mereka akan melakukan internship yang akan ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan ke beberapa daerah. Di sanalah pengabdian mereka dimulai. Yang terpenting harus menjaga nama baik FK Unair dan juga bisa mengabdi sebaik-baiknya untuk melayani masyarakat terutama di masa pandemi,” pungkasnya.

Penulis: Sulvi Sofiana

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved