Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Isu Tsunami di Tulungagung, Warga Berlarian Mencari Tempat yang Tinggi

Warga Dusun Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulunggaung, Jawa Timur mengosongkan permukiman mereka, Rabu (7/10/2020) malam.

Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
SURYA/DAVID YOHANES
Warga Dusun Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir mengungsi di gardu pandang karena isu tsunami, Rabu (7/10/2020) pukul 18.00 WIB. 

 
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Warga Dusun Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulunggaung, Jawa Timur mengosongkan permukiman mereka, Rabu (7/10/2020) malam.

Warga yang tinggal di tepi Pantai Sine ini berbondong-bondong menuju ke tempat evakuasi di ketinggian, karena khawatir akan datangnya tsunami.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung, Soeroto, warga termakan berita soal kajian ITB, tentang potensi tsunami di pantai Selatan Jawa.

“Sebenarnya itu kan kajian untuk membaca potensi, bukan prediksi. Itu yang tidak dipahami masyarakat,” terang Soeroto, Kamis (8/10/2020) pagi.

Soeroto mengungkap, awalnya terjadi fenomena air laut surut seperti biasa.

VIRAL Mahasiswa Tercebur Selokan saat Demo Tolak UU Cipta Kerja, Banjir Komentar Kocak, Dibuat Meme

Bantah Isu Rachel Maryam Koma Pasca Melahirkan Caesar, Suami Beberkan Kondisi Istrinya: Komplikasi

Bocor Foto-foto Mesra Ayu Ting Ting dan Adit Jayusman, Calon Mantu Umi Kalsum, Sosoknya Terpelajar

Sebagian warga melaporkan adanya ikan-ikan yang mendapati ikan mati di pantai.

Melihat itu ada warga yang meneriakkan tsunami, hingga menimbulkan ketakutan.

“Spontan masyarakat lari ke tempat tinggi. Ini sudah kejadian yang ke-3,” ujar Soeroto kepada TribunJatim.com.

Saat ini masyarakat Dusun Sine sudah kembali beraktivitas seperti semua.

Menurut Soeroto, respon masyarakat terhadap isu tsunami itu menunjukkan kesiapsiagaan mereka.

Jika memang muncul tanda-tanda tsunami, mereka sudah bisa melakukan evakuasi diri dan mencapai titik aman.

“Positifnya, jika memang terjadi tsunami masyarakat sudah aman. Mereka sudah tahu cara menyelamatkan diri,” sambung Soeroto.

Namun memang perlu ada penekanan tanda-tanda alam datangnya tsunami.

Dengan begitu masyarakat tidak percaya begitu saja saat ada isu datangnya tsunami.

Ia mamaparkan, tsunami selalu didahului dengan gempa bumi.

“Kalau gempanya hanya 1-2 skala richter tidak mungkin terjadi tsunami,” katanya.

Setelah gempa, 20 detik kemudian diikuti fenomena air laut surut secara signifikan.

Kemudian diikuti oleh hewan-hewan yang berlarian ke arah ketinggian.

Dengan insting alaminya, hewan bisa membaca tanda bahaya dan menuju tempat yang aman.

Masyarakat punya waktu 20 detik untuk mencapai tempat evakuasi.

Khusus di Pantai Sine, ada empat jalur evakuasi yang sudah disiapkan.

Mereka diarahkan mencapai ketinggian sekurangnya 20 meter dari pantai.

“Makanya di setiap pantai kami pasang tanda 20-20-20. 20 detik selepas gempa, 20 menit untuk evakuasi, dan ketinggian 20 meter sebagai tempat yang aman,” pungkas Soeroto. (David Yohanes/Tribunjatim.com)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved