Gubernur Jatim Khofifah Minta Kasek dan Wali Murid Awasi Pelajar Agar Tak Ikut Aksi Anarkis
Khofifah melakukan antisipasi dalam rangka meminimalisir partisipasi pelajar SMA/SMK mengikuti kegiatan aksi penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Dwi Prastika
“Di sinilah peran dari pendidikan karakter yang dirasa sangat penting, khususnya bagi anak-anak SMA dan SMK,” tekannya.
Baca juga: Bakar Ban Bikin Ricuh Demo Tolak UU Omnibis Law di Depan DPRD Sumenep, 4 Demonstran Diamankan Polisi
Lebih dari itu, upaya ini juga sebagai langkah perlindungan kepada pelajar, di mana pandemi Covid-19 belum berhenti penyebarannya.
Walau kondisinya telah melandai, Gubernur Khofifah mewanti-wanti bahwa Covid-19 belum berhenti penyebaranya.
Dukungan juga diberikan oleh Direktur Intelkam Polda Jatim Kombes Pol Slamet Hariyadi. Dalam arahannya, dirinya menyebut, di beberapa titik antara 65-70 persen dari pendemo yang diamankan pada saat demonstrasi pada 8 Oktober 2020 lalu adalah pelajar SMA/SMK.
Dengan tingginya angka partisipasi pelajar tersebut, Kombes Pol Slamet membuka kesempatan untuk koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan sekolah-Sekolah dalam melakukan pengawasan kepada pelajar.
Dirinya meminta para pendidik dan kependidikan untuk bisa meningkatkan sinergi melalui satuan-satuan kepolisian, baik di Polres dan Polsek di Jawa Timur.
"Bapak ibu sekalian tidak perlu khawatir. Bapak ibu sekalian tidak sendirian, kita akan selalu mendampingi untuk membina anak-anak kita," ungkap Kombes Pol Slamet Hariyadi.
Editor: Dwi Prastika