Berita Terpopuler
BERITA TERPOPULER JATIM: Pria Cari Kayu Dengar Tangisan Bayi hingga BEM Malang Raya Tak Ikut Demo
Simak berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa (20/10/2020). Dimulai kabar penemuan bayi di Probolinggo.
TRIBUNJATIM.COM - Beragam berita menarik yang terjadi di wilayah Jawa Timur terangkum dalam berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa (20/10/2020).
Pada berita terpopuler Jatim hari ini dibuka dengan penemuan bayi di persawahan Probolinggo.
Selanjutnya, BEM Malang Raya lepas dari Aliansi Malang Melawan.
Baca juga: VIRAL Video Cewek Pamer Orang Kaya Nongkrong di Mal, Disindir Telak Crazy Rich Surabaya Makan Pentol
Terakhir, 9 kecamatan di Ponorogo diprediksi bakal terdampak La Nina.
Ingin tahu berita selengkapnya, berikut berita terpopuler Jatim hari ini, Selasa (20/10/2020) yang dirangkum TribunJatim.com untuk Anda:
1. Cari Kayu, Pria Probolinggo Dengar Tangisan, Kaget Temukan Bayi Tergeletak di Tanah Tanpa Pakaian

Penemuan bayi perempuan di lahan persawahan Desa Bremi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, gegerkan warga, Senin (19/10/2020).
Bayi yang masih hidup tersebut, ditemukan dalam keadaan tergeletak di tanah dan tanpa mengenakan pakaian.
Kapolsek Krucil, Iptu Abdul Wahid mengatakan, bayi itu pertama kali ditemukan oleh seorang warga setempat bernama Mustakim.
"Sekira pukul 07.00 WIB, Mustakim ini lagi cari kayu bakar. Terus mendengar ada suara tangisan bayi, lalu dicari asal-usul suaranya," kata Iptu Abdul Wahid saat dihubungi, Senin (19/10/2020).
Baca juga: Kelakuan Asli Adit Jayusman Pacar Ayu Ting Ting Dikuak Teman, Lempeng Dia, Ungkit Kekayaan: Langka
Lantaran kaget dan kebingungan, Mustakim kemudian memanggil saudaranya untuk menolong bayi malang itu.
Guna memastikan kondisi kesehatannya, warga setempat bersepakat membawa bayi cantik itu ke Puskesmas Krucil.
Setelah diperiksa, bayi tersebut dinyatakan dalam keadaan sehat.
Bayi mungil itu memiliki berat 3 Kg dengan panjang tubuh 51 cm.
"Sekarang bayinya masih di Puskesmas Bermi sedang diinkubator dan kondisinya sehat tidak ada luka," ucapnya.
2. BEM Malang Raya Lepas dari Aliansi Malang Melawan, Tak Ikut Demo UU Omnibus Law Cipta Kerja Besok

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya memutuskan untuk lepas diri dari Aliansi Malang Melawan.
Selain memutuskan lepas diri dari Aliansi Malang Melawan, BEM Malang Raya juga tidak akan ikut dalam aksi unjuk rasa tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja pada Selasa (20/10/2020) besok.
Koordinator BEM Malang Raya, Mahmud mengatakan, pihaknya bercermin dari aksi unjuk rasa yang ricuh pada Kamis (8/10/2020) lalu.
"Mengacu pada aksi unjuk rasa, Kamis (8/10/2020), bahwa sifat aksi unjuk rasa kami saat itu bersifat damai. Namun ternyata kondisinya telah berubah menjadi chaos. Dan juga kami tidak ingin masyarakat menjadi takut, karena masyarakat tentu masih mengingat kejadian unjuk rasa yang terjadi pada Kamis (8/10/2020) tersebut. Sehingga teman-teman dari BEM Malang Raya memutuskan walk out dari Aliansi Malang Melawan," ujarnya kepada TribunJatim.com, Senin (19/10/2020).
Baca juga: Dulu Igun Ngebet Kejar Ayu Ting Ting Tapi Kandas, Kini Ivan Gunawan Akui Lebih Damai, Gue Happy
Namun ia menjelaskan, meski pihaknya telah melepaskan diri dari Aliansi Malang Melawan, pihaknya tetap konsisten menyerukan dan memperjuangkan penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja.
"Selain itu, kami juga menuntut agar presiden menerbitkan Perpu untuk mencabut UU Omnibus Law Cipta Kerja. Dan dalam waktu dekat ini, BEM Malang Raya berencana akan melakukan aksi turun ke jalan untuk menuntut dua hal tersebut," tambahnya.
Dirinya menerangkan, karena BEM Malang Raya telah memutuskan walk out dari Aliansi Malang Melawan, maka pihaknya tidak akan mengikuti aksi unjuk rasa tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja pada Selasa (20/10/2020) besok.
"Sesuai kesepakatan internal BEM Malang Raya, bahwa besok kami tidak akan turun ke jalan. Namun bila ada individu mahasiswa yang hatinya terpanggil dan ingin ikut dalam aksi tersebut, maka kami tak masalah dan tak melarang. Yang penting damai dan tidak melakukan aksi anarkis," ungkapnya.
3. La Nina Datang, 9 Kecamatan di Ponorogo Diprediksi Bakal Terdampak, Simak Penjelasan BPBD Ponorogo

Memasuki musim pancaroba pada bulan Oktober, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mulai siaga bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan tanah longsor serta puting beliung.
Menjadi siklus tahunan, pergantian musim kemarau ke musim penghujan selalu diikuti fenomena La Nina di samudera Pasifik yang membuat intensitas hujan menjadi naik berkali-kali lipat.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono mengatakan ada 9 Kecamatan di Ponorogo yang rawan terdampak bencana Hidrometeorologi.
Baca juga: Sanjungan Lesty Kejora ke Rizky Billar, Pose Gebetan Bak Oppa Korea Dibilang Ganteng, Rizky: Idaman
"9 Kecamatan di Ponorogo yang diprediksi bakal terdampak bencana ini adalah Kecamatan Ngebel, Ngrayun, Slahung, Sokoo, Pulung, Badegan, Sambit, Sawoo, dan Pudak," kata Budi, Senin (19/10/2020).
Budi menambahkan, untuk mendeteksi sejak awal terjadinya bencana sejumlah alat antisipasi mulai disiagakan. Diantaranya Early Warning System (EWS), Ekstensometer, dan rambu-rambu rawan bencana.
"Semual alat sudah terpasang dan ready. EWS di beberapa sungai besar, Ekstensometer di Ngebel, Ngrayun, Pulung, dan Slahung juga sudah terpasang," ungkapnya.
Selain itu, pemangkasan pohon-pohon tinggi juga dilakukan untuk mencegah timbulnya korban jiwa.