Masih Percaya Mitos Bayi Suleten Jadi Alasan Warga Madiun Buang Popok Bekas ke Sungai
Selama perjalanan, Kaji Mbing menemukan berbagai jenis sampah rumah tangga yang sengaja dibuang ke sungai. Paling banyak popok bayi bekas.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Rahadian Bagus
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Jelang musim penghujan, Bupati Madiun, Ahmad Dawami bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, menyusuri sungai yang biasanya menjadi langganan banjir, Selasa (20/10/2020).
Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing ini menyusuri jalur sungai dimulai dari Desa Tempursari, Sendangrejo, Dimong, Kebonagung, Glonggong, dan berakhir di pintu 12 Balerejo, dengan mengendarai motor trail.
Selama perjalanan, Kaji Mbing menemukan berbagai jenis sampah rumah tangga yang sengaja dibuang ke sungai.
Dari sekian jenis sampah rumah tangga yang dibuang ke sungai, sampah yang paling banyak adalah popok bayi.
"Selama meyusuri sungai, saya menemukan ribuan sampah rumah tangga. Masyarakat belum disiplin dalam membuang sampah, dan sampah yang paling banyak yang dibuang di sungai itu popok bayi. Karena masih banyak masyarakat yang percaya dengan mitos, mereka takut bayi mereka suleten (impetigo) bila popok bayi bekas itu dibakar," kata Kaji Mbing.
Baca juga: Dipecat Gara-gara Pandemi Covid-19, Pria Lulusan SMA di Madiun Sukses Budidaya Cacing
Baca juga: Musim Penghujan, Warga Kabupaten Madiun Diminta Waspada Bencana Banjir dan Tanah Longsor
Kaji Mbing rencananya akan membuat regulasi untuk mendisiplinkan masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya.
Penanganan sampah, kata Kaji Mbing, harus dilakukan bersama-sama, pemerintah desa dan pemerintah daerah.
"Kami akan mengkaji terkait TPS yang ada di desa itu kewenangan desa atau pemerintah daerah, khusunya TPS di tempat-tempat umum, dan yang terpenting masyarakatnya harus disiplin," jelasnya.
Baca juga: Pertamina Delivery Service Ada di Kediri dan Madiun, Warga Bisa Beli BBM dan LPG Tanpa Keluar Rumah
Baca juga: Viral Video ABG Cekcok Rebutan Pacar di Monumen Bantarangin, Polres Ponorogo Panggil Tujuh Remaja
Sebagai langkah awal untuk menangani permasalahan sampah di sungai, bupati akan membuat surat edaran agar seluruh warga yang yang tinggal di sekitar sungai untuk melakukan kerja bakti membersihkan sungai.
"Secepatnya, saya akan membuat surat edaran agar masyarakat, pemerintah, TNI/Polri melakukan kerja bakti pembersihan sungai, baik itu sungai kecil maupun besar," pungkasnya.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Madiun juga sudah melakukan normalisasi sejak awal tahun hingga bulan ini, untuk membersihkan timbunan sedimen di sungai.
"Untuk perbaikan juga sudah kami lakukan, kami sudah siapkan semaksimal mungkin untuk penanganan banjir," imbuhnya.
Editor: Dwi Prastika
Baca juga: Seminggu Full Latihan, Pendekar Cantik Asal Kota Madiun Ini Torehkan Segudang Prestasi
Baca juga: PKL di Kota Madiun Kini Boleh Buka Hingga Pukul 12 Malam, Dapat Kelonggaran Jam Operasional