Stok Elpiji 3 Kg Sulit di Tengah Pandemi Covid-19 Nganjuk, Pedagang Pilih Tak Jualan: Daripada Ribut
Terjadi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di tengah pandemi Covid-19 Kabupaten Nganjuk. Stok sulit: pilih tidak jual daripada ribut.
Penulis: Achmad Amru Muiz | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, NGANJUK - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Nganjuk mulai meresahkan warga.
Informasi yang diterima TribunJatim.com, sejak dua bulan terakhir, para ibu rumah tangga mengeluh kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram.
Salah seorang pengecer gas elpiji asal Desa Berbek, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk, Supardi mengatakan, elpiji 3 kg itu mulai sulit didapatkan sejak bulan September lalu.
Hingga kini, kondisi gas elpiji langka masih terus terjadi.
Baca juga: 10 Persen Anggota DPRD Sumenep Ajukan Cuti Untuk Ikut Kampanye Pilkada 2020
Baca juga: Dukung Tenaga Medis Covid-19, Konferwil II AMSI Jatim Salurkan Vitamin dan APD ke RSSA Malang
"Saat ini hampir seluruh stok gas elpiji di tingkat pengecer kosong, kalaupun ada stok harganya sudah mencapai Rp 20.000 pertabung, biasanya kisaran Rp 18.000 hingga Rp 19.000 pertabung. Kenaikan harga itu wajar tapi barangnya yang sulit didapat," kata Supardi, Jumat (23/10/2020).
Hal sama diungkapkan pengecer gas elpiji 3 kilogram di Kota Nganjuk, Titin.
Menurutnya, sudah sebulan terakhir ini pihaknya kesulitan mendapatkan stok gas elpiji 3 kg dari distributor.
Kalaupun ada pengiriman stok, itu jumlahnya dibatasi 50 persen dari kebutuhan stok tokonya.
Baca juga: Lihat Potensi Lain Bagas Adi Nugroho dan M Rafli, Pelatih Arema FC Tak Segan Ubah Posisi Pemainnya
Baca juga: Diet Herbal Alami dengan Sari Lemon Efsi, Cukup Minum 2 Tutup Botol: Cocok Mengecilkan Perut Buncit
"Makanya, ketika ada pengiriman gas elpiji maka 30 tabung gas elpiji yang kami dapat sudah habis dibeli masyarakat dalam waktu sehari saja. Setelah itu ya stok kosong kembali," kata Titin.
Memang, diakui Titin, dampak dari kesulitan mendapatkan stok gas elpiji dari distributor dalam dua bulan terakhir telah membuat sejumlah kios pedagang gas elpiji terpaksa menghentikan penjualan.
Ini dikarenakan tidak adanya stok gas elpiji yang didapatkanya untuk melayani kebutuhan pembeli.
"Mereka lebih memilih tidak menjual gas epiji daripara diributi pembeli yang tidak kebagian gas elpiji. Dan kami tidak tahu sampai kapan kondisi ini terjadi di Kabupaten Nganjuk," ucap Titin.
Sementara itu, terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 Kilogram bersubsidi di Kabupaten Nganjuk mendapatkan perhatian dari kalangan DPRD Nganjuk.
Pasalnya, gas elpiji 3 kilogram yang sekarang ini sulit didapatkan warga telah menimbulkan keresahan. Terutama bagi ibu rumah tangga yang tidak dapat memasak karena tidak mendapatkan gas elpiji yang dibutuhkan.
"Kondisi ini tidak boleh dibiarkan dan semuanya menyerahkan kepada mekanisme pasar, tetapi harus ada upaya atau kalau perlu ada intervensi pasar dari OPD terkait di Pemkab Nganjuk agar stok elpiji 3 kilogram di Nganjuk kembali normal," kata Suprapto, anggota DPRD Nganjuk dari Fraksi Gerindra.