Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menteri Desa PPDT Meresmikan Desa Kendalbulur Tulungagung Sebagai Desa Digital

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PPDT), Abdul Halim Iskandar mengunjungi Tulungagung

Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
david yohanes/surya
Menteri Desa PPDT, Abdul Halim Iskandar (berpeci, batik hijau) menekan panic button yang menggantikan fungsi kentongan desa. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PPDT), Abdul Halim Iskandar mengunjungi Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Kamis (29/10/2020).

Menteri meresmikan Desa Kendalbulur sebagai Desa Digital, sekaligus peletakkan batu pertama pengembangan taman edukasi Nangkula Park.

Halim sempat mencoba menekan panic button yang ada aplikasi ini, dan menyalakan alaram desa.

Alarm ini sebagai ganti fungsi kentongan yang akrab di masyarakat pedesaan.

Di era digital, kentongan digital ini menyalakan alarm di semua ponsel warga yang mengunduh aplikasi Simpel Desa.

“Ini contoh bentuk pelestarian tradisi, dengan tetap mengembagkan potensi. Tradisi kentongannya tetap berjalan, tapi diganti digitalisasi,” terang Abdul Halim Iskandar, saat melihat suasana Nangkula Park.

Menurut Abdul Halim Iskandar, digitalisasi adalah sebuah perkembangan yang tidak mungkin dihindari.

Digitalisasi ke depan pasti akan diterapkan di seluruh desa.

Baca juga: Rumah Masa Kecil Bung Karno di Kediri Menjadi Wisata Edukasi Sejarah

Baca juga: Daftar Harga Mobil Bekas di Bawah Rp 50 Juta, Keluaran Tahun 2000-an, Bisa Bawa Pulang Hyundai Atoz

Baca juga: Hasil Rapat Exco PSSI: Kompetisi Liga 1 2020 Ditunda Hingga Februari Tahun Depan

Cara ini untuk menunjukkan kehadiran pemerintah desa kepada warganya.

“Sudah tidak zamannya lagi warga nongkrong berlama-lama di balai desa untuk mengurus surat,” tegas Halim kepada TribunJatim.com.

Lanjutnya, akumulasi dari kehadiran pemerintah desa adalah kehadiran pemerintah kabupaten.

Puncak dari kemudahan lewat digitalisasi ini adalah bukti kehadiran negara di tengah warganya.

Pemanfaatan teknologi informasi ini memudahkan masyarakat mengakses pelayanan publik.

Menurut Kepala Desa Kendalubulur, Anang Mustofa, pihaknya menggandeng pengembang aplikasi yang sudah tersetfifikasi.

Aplikasi ini bukan hanya memudahkan surat menyurat, tapi juga memudahkan layanan kesehatan, sekaligus fungsi market place.

Warga bisa menjual produknya langsung di aplikasi ini.

“Misalnya ada warga yang masak sesuatu bisa dimasukkan ke market place. Karena potensi pemasaran terbesar adalah secara online,” terang Anang kepada TribunJatim.com.

Anang menambahkan, digitalisasi ini bermula banyaknya warga yang bekerja sebagai karyawan maupun PNS.

Mereka tidak punya banyak waktu untuk mengurus surat.

Lewat aplikasi ini warga tinggal klik jenis surat yang dibutuhkan di aplikasi.

Nantinya dashboard komputer di kantor desa akan menyala dan tinggal diklik.

Data pemohon otomatis masuk ke format surat dan tinggal dicetak.

Surat tinggal ditandatangani oleh kepala desa dan distempel.

“Untuk satu surat hanya butuh tiga menit, langsung selesai dan bisa diambil,” ungkap Anang.

Warga bisa mengambil sendiri ke kantor desa, atau diantar ke rumah jika ada kendala.

Pada tahap awal ada dua RT dengan jumlah warga 110 jiwa yang sudah melakukan uji coba aplikasi ini.

Selanjutnya aplikasi Simpel Desa sudah bisa diunduh semua warga Desa Kendalbulur. (David Yohanes/Tribunjatim.com)

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved