Pria Pasuruan Mengais Rezeki dari Limbah Kulit Ari Kedelai Jadi Pakan Ternak dan Penyubur Sapi
Ferry Setyawan merupakan satu di antara peternak sapi milenial yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Galih Lintartika
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Ferry Setyawan merupakan satu di antara peternak sapi milenial yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Ferry dikenal sebagai salah satu peternak sapi yang sukses. Meski usianya masih muda, pria kelahiran Pasuruan, 13 Februari 1990 ini bisa membuat sapi-sapi di peternakannya sehat, dan lebih cepat besar.
Apa rahasianya?
Ternyata, Ferry memanfaatkan limbah kulit ari kedelai atau “comboran”, begitu ia menyebutnya untuk pakan ternak sapi kesayangannya. Dan hasilnya, ia berhasil mengais rezeki dari limbah kulit ari kedelai. Ia percaya, limbah ini mengandung protein sehingga merangsang sapi-sapi peliharaannya lebih subur dan bisa cepat lebih besar.
Ditemui di rumahnya, di Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Ferry tampak sederhana. Tidak ada yang istimewa dari penampilan pria berusia 30 tahun ini. Perawakannya seperti peternak sapi pada umumnya. Namun, keuletan dan kedisiplinannya mampu menjadikannya sebagai peternak sapi istimewa.
Seperti biasanya, pukul 15.00 WIB, Ferry mendatangi kandang sapi miliknya. Lokasinya, sekitar 100 meter dari rumahnya. Ia memberikan makanan ke-11 sapinya dengan jerami yang sudah dibelinya. Setelah sapi melahap semua jerami yang disajikan, Ferry lantas menyajikan comboran ke sapi-sapi miliknya ini.
Satu sapi, mendapatkan jatah dua kaleng bekas cat berukuran 25 liter berisikan limbah industri hasil pembuatan tempe, atau comboran. Limbah ini diperoleh setelah melalui proses perebusan dan perendaman kacang kedelai. Sapi-sapi milik Ferry sudah biasa menerima pakan ternak tambahan ini.
Kepada TribunJatim.com, Ferry meyakini, comboran mengandung protein yang sangat tinggi. Ia sempat mendapatkan informasi jika kulit ari kedelai mengandung protein kasar kurang lebih 17,98 persen, lemak kasar 5,5 persen, serat kasar 24,84 persen dan energi metabolis 2898 kkal/kg. Kata dia, limbah kulit ari kedelai ini mampu mempercepat pertumbuhan sapi.
Baca juga: Bahas Tuntas Serangan Jantung Bareng Tim Lifepack, Harus Tahu: Penyebab hingga Gejala Umum
“Kalau berdasarkan pengalaman saya, untuk perawatan sapi dengan pakan ternak jerami, minimal delapan bulan baru bisa dijual karena sapinya sudah layak jual dengan standar berat badan yang sudah ditentukan. Kalau ditambah dengan kulit ari kedelai, enam bulan bisa dijual, bahkan, saya pernah empat bulan sudah besar,” kata Ferry, Kamis (29/10/2020).
Bapak satu anak ini mengaku pernah memiliki sapi dengan berat 1 ton lebih dan itu rekor sapi peliharaannya yang paling besar. Rahasianya, ternyata memanfaatkan limbah kulit ari kedelai ini sebagai campuran pakan ternak sapi. Ia sudah menggunakan cara ini sejak lama, namun baru fokus dan menekuninya sepulang dari Jepang.
“Saya pernah magang di Jepang tahun 2016, ya di peternakan sapi. Jadi itu program Kementerian. Di sana, saya banyak belajar, termasuk soal pakan ternak sapi. Di sana, justru pakan ternaknya bukan limbah kulit ari kedelai dari proses pembuatan tempe, tapi justru murni kedelai. Di sana, justru makanan sapi murni kedelai, jenisnya edamame,” jelas dia.

Sepulang dari Jepang, kata dia, tahun 2017, ia mulai serius membuka peternakan sapi. Sebelumnya, ia hanya merawat sapi, bersama orang tuanya. Ia sudah merawat sapi sejak kelas 3 SMP. Di tahun 2017 itulah, ia nekat membuat kandang sapi dan membeli sapi. Ia hanya modal nekat. Sebab, semua modal finansial membangun peternakan sapi, ia dapatkan dari hasil pinjaman.
“Saya pinjam ke teman dan saudara saya. Totalnya, Rp 250 juta kalau tidak salah. Saya buatkan kandang, dan saya belikan anak sapi atau pedhet. Dari situ, saya mulai serius menggeluti dunia peternakan sapi. Bekal yang saya dapatkan di Jepang, saya terapkan di sini. Termasuk soal pakan ternak sapi,” sambung Ferry.
Dia mengakui, kondisi sapi dengan hanya makan jerami, dan kondisi sapi dengan makan jerami dicampuri comboran ini sangat berbeda sekali. Ia menyebut, sapi yang rutin makan kulit ari kedelai, kondisinya lebih klemis. Artinya, kondisi sapi lebih terlihat segar dan bugar. Bulunya juga sangat halus sekali.