Pilkada Kota Surabaya
Survei Populi Center di Pilkada Surabaya: Elektabilitas Eri Cahyadi Unggul 3 Persen dari MA
Lembaga Survei Populi Center merilis hasil terbaru, Jumat (30/10/2020). Survei ini memotret hasil terbaru jelang pilkada Surabaya.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Lembaga Survei Populi Center merilis hasil terbaru, Jumat (30/10/2020). Survei ini memotret hasil terbaru jelang pilkada Kota Surabaya 2020.
Hasilnya, nama Calon Wali Kota Surabaya nomor urut 2, Machfud Arifin merupakan nama yang paling dikenal (74 persen). Kemudian, diikuti oleh Calon Wali Kota nomor urut 1, Eri Cahyadi (68,8 persen), Calon Wakil Wali Kota nomor urut 1, Armuji (55 persen) dan Calon Wali Kota nomor urut 2, Mujiaman Sukirno (50,2 persen) .
Sekalipun demikian, dari sisi akseptabilitas, Eri Cahyadi unggul sebagai sosok yang mampu membawa perbaikan. "Eri juga disukai, sering muncul di media sosial, dan dianggap memahami persoalan di kota Surabaya hingga paling mampu menangani covid-19," kata Peneliti Populi Center, Hartanto Rosojati pada rilis survey tersebut.
Sedangkan sosok Machfud Arifin dinilai sebagai sosok yang paling mampu memimpin. Perbedaan akseptabilitas antar kedua tokoh masih dalam batas margin of error.
Akseptabilitas tersebut mempengaruhi elektabilitas (tingkat keterpilihan). Eri Cahyadi - Armuji merupakan pasangan yang paling dipilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota Surabaya periode mendatang dengan 41 persen.
Baca juga: VIRAL Pengantin Wanita Bak Kesurupan saat Sungkeman, Acara Banjir Tangis, Reaksi Ayah Ibunya Disorot
Baca juga: Pasangan Bukan Suami Istri di Kediri Terjaring Razia di Hotel, Diselesaikan Secara Kekeluargaan
Baca juga: Kamar Mandi di Rumah Rp 5,4 M ini Aneh, Publik Ketakutan hingga Sebut Malapetaka, Iklannya Viral
Persentase ini mengungguli pasangan Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno dengan persentase 37,7 persen.
"Akseptabilitas Eri yang cenderung lebih disuka mempengaruhi elektabilitas," katanya kepada TribunJatim.com.
Pun dengan kemantapan pilihan. Masyarakat yang menjawab mantap pilihan baru sebesar 52 persen. "Kemudian, 31,8 persen masih bisa berubah, dan 16,2 persen tidak menjawab," terang Anto kepada TribunJatim.com.
Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat masyarakat yang belum menentukan pilihan (undecided voters) cukup tinggi dengan 48,0 persen.
Selain itu, untuk tingkat partisipasi, sebanyak 80,7 persen mengaku akan menggunakan hak pilihnya. Kemudian, sebesar 14,2 persen menjawab masih mempertimbangkan situasi (perkembangan Covid 19), kemudian sebesar 2,3 persen menjawab tidak datang ke TPS.
Hal ini menunjukkan bahwa antusianisme dan tingkat partisipasi (voters turnout) warga kota Surabaya cukup tinggi.
Survei ini dilaksanakan pada tanggal 6 hingga 13 Oktober 2020. Survei dilakukan melalui metode wawancara tatap muka dengan besaran sampel 500 (delapan ratus) responden.
Responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling). Adapun Margin of error pada survei kali ini sebesar 4 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Tingginya angka pemilih yang belum menentukan pilihan pun mendapatkan sorotan Pengamat Politik UIN Sunan Ampel, Ahmad Zainul Hamdi. Ia menyangsikan kerja tim pemenangan dan penyelenggara pemilu.
"Bagaimana mungkin, pilkada tinggal menghitung hari namun pemilih masih ragu memilih yang mana? Sebenarnya selama pelaksanaan kampanye sebulan ini kerja atau tidak?," katanya kepada TribunJatim.com.