3 Desa di Mojoanyar Terendam Banjir, Pemicunya Hujan Lebat dan Sampah Rumah Tangga Sumbat Pintu Air
Banjir rendam tiga desa Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Pemicunya hujan lebat dan tumpukan sampah rumah tangga di pintu air desa.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Dua hari ini, bencana banjir melanda Desa Wunut, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Senin (1/11/2020).
Ketinggian air banjir kurang lebih 20 sentimeter baru surut menjelang siang.
Informasi yang diterima TribunJatim.com, banjir disebabkan melubernya air Sungai Ngarjo dan Desa Sadar Tengah aliran Sungai Sadar.
Baca juga: Pelajar Kabupaten Gresik Bakal Mulai Pembelajaran Tatap Muka 4 Januari 2021, Pemkab Godok Regulasi
Baca juga: Ibu Rumah Tangga Curi Rp 229 Ribu dari Kotak Amal Masjid Madyopuro, Ketangkap Basah Pura-pura Salat
Pemicunya intensitas hujan lebat, termasuk banyaknya tumpukan ranting pohon dan sampah rumah tangga yang menyumbat pintu air.
Dari pantauan, terlihat tumpukan sampah memenuhi dua lokasi pintu air Desa Ngarjo dan Desa Sadar Tengah, Kecamatan Mojoanyar.
Pemerintah desa bahkan mengerahkan alat berat yang digunakan untuk membersihkan aliran air Sungai Sadar yang tersumbat tumpukan sampah.
Baca juga: Operasi Yustisi di Kediri Masih Temukan Pelanggar Tak Memakai Masker, Disanksi Menyapu Jalan
Baca juga: Terbukti Jadi Kurir Sabu 25 Kilogram dan 12 Ribu Ekstasi, Pria Bangkalan Divonis 20 Tahun Penjara
Selain itu, masyarakat secara suwadaya gotong royong membersihkan tumpukan sampah bersama BPBD dan dinas PU Kabupaten Mojokerto beserta relawan
Kepala Desa Sadar Tengah, Sholihin Arif menjelaskan pembersihan sampah dari pintu air sungai sebagai upaya penanggulangan bencana banjir.
Sebab, aliran sungai di pintu air yang tersumbat sampah itu berdampak terhadap tiga desa setempat.
"Desa Wunut kebanjiran yang dampaknya juga berimbas di tiga Desa yaitu Desa Wunut, Sadar dan Ngarjo," ungkapnya, Senin (02/11/2020).
Dia mengatakan Pandes sudah mengajukan empat kali proposal terkait perbaikan dam air di Desa Sadar Tengah pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Dinas PUPR dan Dinas Pengairan.
"Namun sampai sekarang belum ada jawaban justru meraka saling mengklaim tidak memiliki wewenang," ucap Sholihin.
Dia berharap agar Pemerintah Daerah dapat memperbaiki pintu air sungai yang sudah tidak berfungsi sekitar lebih dari satu tahun itu.
"Kalau tidak segera diperbaiki pasti akan terus banjir seperti ini apalagi banyak sampah kiriman yang terbawa aliran sungai," tandasnya.
Penulis: Mohammad Romadoni
Editor: Heftys Suud