Pilkada Surabaya
Merespons Hasil Survei Poltracking, PDIP Surabaya: Kok Bisa Satu Survei Keluar Dua Hasil Berbeda?
PDI Perjuangan Kota Surabaya meragukan validitas hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis pada Senin (2/11/2020).
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Dwi Prastika
Namun, hasil survei ini menjadi pelecut untuk bergerak memenangkan pasangan Eri Cahyadi dan Armuji.
"Bagi PDI Perjuangan, hasil survei bukan tolok ukur hasil akhir. Hasil survei menjadi kaca benggala pergerakan masing-masing calon," katanya.
"Tentu, hasil ini akan memacu kami untuk bergerak memenangkan pasangan Eri Cahyadi dan Armuji. Yang mana, seluruh kader, simpatisan, hingga struktur bergerak bersama memenangkan pasangan calon nomor urut 1," tegasnya.
Hasil survei ini juga dipertanyakan pengamat sosial politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Andri Arianto.
Baca juga: Guru SMA Eri Cahyadi di Surabaya Terharu Lihat Kiprah Muridnya: Tersentuh Rasanya, Insyaallah Amanah
Menurut dia, tak masuk akal jika popularitas Mujiaman mengalahkan Armuji.
"Dia meraih sekitar 136.000 suara khusus untuk Surabaya saja. Jadi sangat aneh jika Pak Armuji kalah populer dibanding Pak Mujiaman di Surabaya,” ujar Andri dikonfirmasi, Senin (2/11/2020).
Apalagi, kata Andri, Mujiaman belum teruji dalam memikat pemilih dan menghimpun suara. Berbeda dengan Armuji yang sudah terbukti sebagai wakil rakyat dengan perolehan 136.000 suara di Surabaya.
Jika berpasangan, Andri mengakui, pasangan calon (paslon) Machfud Arifin-Mujiaman bisa jadi lebih populer dibanding paslon Eri Cahyadi-Armuji karena Machfud Arifin sudah melakukan sosialisasi sejak awal 2019. Machfud juga jor-joran dalam belanja billboard hingga baliho.
Andri menjelaskan, ada tiga poin dalam popularitas yang dimiliki seseorang. Yakni popularitas positif, popularitas netral, dan popularitas negatif. Jika popularitas netral, hanya sekadar tahu saja. Sedangkan popularitas positif, mengetahui dengan lebih jauh seperti sepak terjang dan prestasinya.
“Untuk popularitas negatif, masyarakat tahu karena hal-hal negatifnya. Mungkin saja, masyarakat tahu Pak Mujiaman karena banyaknya aduan masyarakat saat Pak Mujiaman masih menjabat sebagai Direktur Utama PDAM Surabaya. Kan banyak banget gangguan PDAM, bahkan sering mati sampai berhari-hari. Saat ada gangguan air PDAM, masyarakat pasti akan mengadu ke PDAM. Nah orang yang paling disalahkan ya pucuk pimpinan tertinggi,” ungkapnya.
Baca juga: Sebulan Running, Elektabilitas Eri Cahyadi Sukses Salip Machfud Arifin, Populi Center:41% Vs 37,7%
Seperti diketahui, Poltracking Indonesia telah menyelenggarakan survei pada 19-23 Oktober 2020, dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1200 responden dengan margin of error +/- 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Klaster survei ini menjangkau 31 kecamatan di seluruh Kota Surabaya secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
Editor: Dwi Prastika