Dari Lembah Kashmir, Pelopor Saffron Kashmir Tetap Eksis Di Tengah Pandemi
Namun bagi Andik Setiawan, founder @lembahKashmir sekaligus pelopor bisnis Saffron Kashmir di Indonesia, pandemi Covid-19 justru momen penting
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
Biasanya, pedagang Saffron seperti itu, menurut Andik, belum pernah pergi ke Negara asal tujuan. Jadi, tidak tahu cara menjual Saffron seperti apa, yang penting bikin promo supaya bisa menarik pembeli.
“Cuman saya tetap mempertahankan aslinya dari Kashmir. Seperti apa? Ya itu tidak ada yang diubah saat menjual Saffron. Saffron rempah kuno yang khasiatnya luar biasa. Kalau memang Saffron asli, tidak perlu terlalu dipromokan yang macam-macamm juga sudah laku. Dan itu sudah saya buktikan sendiri,” ujarnya.
Keuntungan lainnya, meski tanpa promo, Andik mengungkapkan pembeli loyal Saffron yang dijualnya melakukan promo dengan cara bercerita kepada teman, kolega maupun rekan-rekan kerjanya.
“Karena mereka sudah merasakan manfaatnya sendiri tanpa tergiur promo lho,” tukasnya.
Andik memberikan tips bagi masyarakat yang ingin membeli Saffron dari mana saja atau ditawari orang untuk membeli Saffron. Tipsnya sederhana yakni bertanya ke penjual Saffron, apakah sudah pernah menginjakkan kaki di Kashmir atau belum, atau ke Iran kalo penjual saffron iran.
“Dengan tips ini paling tidak pembeli yakin atau sebaliknya ragu-ragu untuk membeli Saffron. Jangan sampai salah langkah mengingat harga Saffron seperti Saffron Kashmir yang saya jual per satu gram harganya 500 ribu Rupiah,” pungkas Andik.