Pilkada Surabaya
Pengamat UTM Nilai Debat Perdana Pilkada Surabaya Menarik: MA Menyerang, Eri Patahkan dengan Data
Surokim Abdussalam pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura nilai Debat Publik Perdana Pilkada Surabaya 2020, Rabu (4/11/2020), menarik.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Debat Publik perdana Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota (Cawali-Cawawali) Surabaya, Rabu (4/11/2020) diwarnai pernyataan menyerang oleh pasangan calon (paslon) nomor 2 Machfud Arifin (MA) - Mujiaman kepada paslon nomor urut 1 Eri Cahyadi - Armuji.
Serangan yang dilemparkan Machfud dinilai pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam gagal.
Sebab Cawali Pilkada Surabaya 2020 Eri Cahyadi menanggapi dan menjawab pernyataan dan pertanyaan MA dengan nada tenang serta ditambahi dengan data-data kuat.
Baca juga: Sinopsis Sinetron Ikatan Cinta RCTI Kamis, 5 November 2020 Pukul 19.30 WIB, Andin Kecelakaan Hebat
Baca juga: Buah Jurus CASA: Bank OCBC NISP Sukses Pertahankan Kinerja Positif di Tengah Perlambatan Ekonomi
“Pak Machfud mencoba memancing emosi Pak Eri dan membuat Pak Eri kesulitan menjawab pertanyaannya. Namun serangan itu tak tercapai," kata Surokim ketika dikonfirmasi di Surabaya.
Imbuhnya, "Pak Eri justru menjawab dengan kalem dengan disertai data-data. Akhirnya serangan itu tidak mengena. Beberapa kali serangan itu dilancarkan Pak Machfud.”
Contohnya saat pasangan Machfud Arifin berulang kali menyampaikan data jumlah korban meninggal dunia karena virus Corona ( Covid-19 ).
Eri Cahyadi lantas menjawab dengan mengungkapkan data bahwa secara umum penanganan Covid-19 di Surabaya sudah sesuai jalur.
Baca juga: Lagi-lagi Terjadi Pengadangan Truk Muatan Pupuk di Tuban, Distribusi Bermasalah?
Baca juga: 2 Kelompok Massa Geruduk Bawaslu Ponorogo, Tuntut Profesionalitas Awasi Pilkada, Dorong Sikap Netral
“Pak Eri menjawab bahwa kasus aktif sekarang 79 orang, sedangkan yang meninggal dunia karena ada komorbid atau penyakit bawaan. Kemudian yang sembuh juga semakin bertambah dengan data yang lengkap," katanya.
"Terlihat Pak Eri bisa menahan emosi di panggung dan mematahkan serangannya Pak Machfud. Pak Eri sangat kuat di data, lebih menguasai data,” nilai Surokim.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) UTM tersebut menambahkan, gaya Eri tidak dibuat-buat, tampil kalem apa adanya. Sedangkan Armuji tampil dengan karakter khas Arek Suroboyo.
Surokim juga tidak mengelak bahwa apa yang disampaikan Eri Cahyadi terkesan sebagai petahana, dan memuji Wali Kota Tri Rismaharini. Sebaliknya, MA berada di posisi penantang.
Kendati demikian, sikap tersebut justru menjadi poin positif bagi Eri Cahyadi-Armuji. Sebab, nama besar Risma yang masih disukai masyarakat Kota Pahlawan.
"Kepuasan warga terhadap Bu Risma semakin meningkat. Dari yang awalnya 82 persen menjadi 90 persen,” katanya mengutip hasil riset terbaru.
Pada debat berikutnya, Surokim berharap masing-masing paslon bisa menyajikan data-data yang akurat tidak sekadar pernyataan-pernyataan pandangan mata.
“Secara keseluruhan, pada debat pertama ini sudah menarik dan positif. Dibanding debat pertama yang diikuti daerah lain. Surabaya yang paling menarik,” pungkasnya.
Penulis: Bobby Constantine Koloway
Editor: Heftys Suud