Sambut Hari Pahlawan, Museum Reenactor Kota Malang Akan Pajang Koleksi Baru: Parasut Almarhum Kopral
Jelang Hari Pahlawan 10 November, Museum Reenactor bakal pajang koleksi baru. Parasut bersejarah yang digunakan mulai tahun 1962 hingga 1978.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Jelang Hari Pahlawan 10 November, Museum Reenactor yang terletak di Jalan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru akan memajang koleksi baru.
Koleksi baru yang akan dipajang tersebut berupa sebuah parasut berwarna oranye.
Informasi yang dihimpun TribunJatim.com, parasut berdiameter hingga 15 meter itu akan dipajang di area tengah museum, bersanding dengan berbagai replika senjata masa perang dunia kedua dan perang kemerdekaan.
Baca juga: 1 Lembaga Survei Dikonfirmasi Merapat ke KPU Kabupaten Malang, JIP Berafiliasi Sajikan Data Pilkada
Baca juga: Cara Pemain Persebaya Rendi Irwan Jaga Kondisi Fisik di Tengah Mandeknya Kompetisi
Salah satu pendiri Museum Reenactor, Mohamad Fariz mengatakan parasut tersebut merupakan pemberian dari pamannya.
"Jadi almarhum paman saya yang bernama Trimo itu merupakan seorang veteran tentara berpangkat Kopral. Dimana pernah terlibat dalam masa Operasi Jayawijaya dan Operasi PRRI Permesta. Dan parasut inilah yang digunakan oleh paman saya, saat melakukan penerjunan infiltrasi di dua operasi tersebut," ujarnya kepada TribunJatim.com, Minggu (8/11/2020).
Ia menjelaskan parasut tersebut bisa dibilang cukup bersejarah. Karena telah digunakan mulai tahun 1962 hingga 1978.
"Sudah digunakan ratusan kali penerjunan, baik terjun saat operasi maupun saat latihan. Setelah itu parasut disimpan oleh paman saya, dan barulah diberikan ke saya untuk dijadikan koleksi museum," jujurnya.
Baca juga: Profil-Biodata Andi Tanggawana, Manajer Gisella Anastasia & Wijin, Lulusan Teknik Pertambangan
Baca juga: Tewas Gantung Diri, Gadis Tulis Surat ke Mantan Pacar: Buat Alpin Jangan Tangisi Kepergianku
Dirinya menerangkan saat ini pihaknya berusaha mencari referensi, darimana asal parasut tersebut dibuat. Karena minim data sejarah, yang membahas tentang parasut itu.
"Kalau data sementara yang diperoleh, parasut ini buatan Uni Soviet (Rusia). Namun tipenya apa, ini yang masih belum tahu dan masih dicari datanya. Selain itu koleksi parasut yang kami dapat hanya sebatas kanopinya saja, untuk tas parasutnya sudah hilang. Kami masih berusaha mencari ke berbagai tempat, tas parasutnya itu," bebernya.
Ia pun juga mengungkapkan bahwa parasut itu sebenarnya digunakan khusus untuk latihan terjun saja. Mengingat warna oranye parasut, yang akan terlihat mencolok saat digunakan penerjunan.
"Namun mungkin saat itu dengan keterbatasan alutsista yang ada dan banyaknya operasi militer yang dijalankan, sehingga berbagai sarana alutsista termasuk yang digunakan latihan akhirnya dipakai untuk operasi militer," tambahnya.
Selain memajang parasut tersebut, pihaknya juga akan memajang berbagai lencana dan seragam militer. Dari sumbangan beberapa veteran tentara yang ada di Kota Malang.
"Nanti kami akan buatkan tempat pajangan khusus, sehingga berbagai lencana termasuk helm dan seragam militer dapat dipajang semuanya. Ini kami masih mencari posisi yang tepat, agar bisa dinikmati oleh pengunjung museum," ungkapnya.
Sementara itu dirinya menjelaskan sedikit detail dari Museum Reenactor tersebut.