Tragedi Ibu Dibunuh Depan 2 Anaknya Berbuah Trauma, Anak Demam Ingat Kronologi, Simak Nasibnya Kini
Sebuah tragedi terjadi, seorang ibu dibunuh di depan 2 anaknya sekaligus hingga berbuah sang anak trauma, dan sakit demam, nasibpun miris.
TRIBUNJATIM.COM - Insiden berdarah seorang wanita beranak dua dibunuh tepat ketika hendak tidur siang bersama anaknya masih disoroti.
Tragedi mengerikan tersebut disaksikan sendiri oleh dua orang bocah berusia kurang dari 5 tahun.
Peristiwa berdarah itu dialami oleh Titi Handayani yang ditusuk oleh Suyanto di Rusunawa Blok D lantai 1 Jalan Kasnariansyah Kelurahan 20 Ikir, IT I Palembang.
Titi Handayani dihabisi Yanto menggunnakan pisau pukul 02.00 pada Selasa (10/11/2020).
Saat kejadian, Titi Handayani tengah tidur bersama dua anaknya yang masih 5 tahun dan 10 bulan.
Akibat kejadian mengerikan itu, anak-anak Titi mengalami trauma hingga membuat mereka demam.

Nasib Terkini Anak
Z (5 tahun) dikatakan pihak keluarga sempat mengalami demam setelah melihat langsung pembunuhan yang dialami ibunya.
"Anaknya demam, dia pasti trauma," ujar Zilam, salah seorang keluarga korban saat ditemui di rusunawa Kasnariansyah, Rabu (11/11/2020).
Bahkan bocah tersebut juga masih kerap bercerita bahwa ibunya telah menjadi korban pembunuhan.
Bocah tersebut sampai mengalami demam hingga sakit karena melihat langsung kematian sang ibu saat ditusuk.
"Dia masih suka bilang, Mama Dibunuh Om Yanto (tersangka). Dia masih ingat benar kejadian itu," ujarnya.
Namun meskipun begitu, dikatakan Zilam bahwa Z hingga kini tidak tahu bahwa ibunya telah meninggal dunia.
Bocah tersebut juga masih kerap bertanya dimana kini keberadaan ibunya.
"Kami bilang mamanya lagi sakit. Lagi dirawat di rumah sakit. Tidak bilang kalau mamanya sudah meninggal," ujarnya.
Zilam berujar saat ini Z sudah berada dalam asuhan ayah kandungnya yang juga mantan suami korban.
"Papanya datang dari Jakarta. Jadi anak itu sudah sama papanya," ujar Zilam.
Kronologi
Dikutip TribunJatim.com via Tribun Sumsel, serangan Yanto memang membabibuta kepada Titi Handayani di depan 2 buah hati korban.
Titi meninggal dengan luka tusuk di leher, kepala, dada, lengan, dengkul hingga punggung belakang.
"Anaknya yang paling besar (Y) kasih tahu siapa yang sudah bunuh ibunya. Dia bilang, om Yanto yang bunuh mama," ujar Usman (60), warga rusunawa tetangga Titi dikutip dari TribunSumsel.com.
Setelah berhasil melakukan tindak kejahatannya, pelaku melarikan diri.
Seorang tetangga mengatakan, ada beberapa warga yang sempat melihat pelaku berlari pincang ke arah tembok belakang rusun yang batasi kawat besi.

Dikatakan bahwa pelaku nekat melompat batas kawat besi untuk berusaha melarikan diri.
“Saya tahu kalau yang membunuh korban itu Yanto, setelah bertanya kepada anak korban. Pikir saya anak korban yang umurnya sudah 4 tahun pasti sudah mengerti.
Ketika ditanya, kata anak korban, 'Om Yanto yang menusuk mama'.
Jadi, saya memberitahu warga dan bersama warga langsung saat mendatangi rumah pelaku. Pelaku tidak lagi pulang ke rumah, ternyata langsung kabur,” kata Wati, warga Blok D.
Pelaku Sempat Dikejar
Warga Rusunawa yang mengetahui pelaku pembunuhan Titi adalah Yanto, langsung berupaya untuk mengejar pelaku.
Warga sempat mendatangi rumah Yanto, akan tetapi pelaku tidak ada di rumahnya. Hanya ada istrinya, DY (14), ibu dan kakak ipar pelaku. Keluarga pelaku Yanto ini, mengaku tidak mengetahui bila Yanto telah menghabisi nyawa Titi.
Namun, warga merasa hal itu mustahil. Karena seluruh warga Rusunawa Kasnariasnyah keluar rumah saat mendengar teriakan Titi di depan rumahnya.
Sedangkan, keluarga pelaku hanya berada di dalam rumah saat warga berbondong-bondong datang ke rumah korban Titi.
Baca juga: Mayat Pria Bersimbah Darah di Trenggalek Diduga Korban Pembunuhan, Polisi Periksa 5 Saksi
Baca juga: Pria di Bangkalan Ditemukan Tewas di Komplek Pemakaman dengan Luka Bacok, Polisi: Korban Pembunuhan
Baca juga: Pembunuhan Keji Pengantar Galon Jadi Tontonan, Istri Lari Tak Pakai Sandal, Warga: Baik Itu, Kasihan
“Kata keluarganya tidak pulang ke rumah. Padahal, sebelum kejadian pelaku ini keluar rumah dan ada warga yang melihat. Di sini saya dan warga curiga, sehingga ditanya-tanya Yanto ini pergi kemana biasanya. Pasti pelaku datang ke rumah kakak iparnya, baru setelah polisi datang saya bilang kalau pelaku ini sembunyi di rumah kakak iparnya,” cerita Wati.
Warga juga sempat mencari pelaku di sekitar Rusunawa Kasnariansyah. Pencarian warga ternyata tidak membuahkan hasil. Warga malah menemukan bantal mlik korban di dekat basement belakang.
Dari sinilah, warga mengetahui bila pelaku kabur dari lantai 1 dengan cara melompat beralaskan bantal. Warga yakin juga, pelaku pasti mengalami luka. Karena, dengan melompat dari ketinggian sekitar 5 meter, membuat pelaku ini bisa mengalami patah kaki.
“Selain bantal, ternyata pelaku ini juga sempat mengambil rokok dua bungkus dari rumah korban. Rokok ini kami temukan di dekat bantal. Entah apa tujuannya, pelaku ini juga mengambil dua bungkus rokok di rumah korban. Tetapi, di dekat bantal itu ditemukan dua bungkus rokok. Kemungkinan rokok itu jatuh saat pelaku melompat dari lantai 1,” ungkap Wati.
Setelah membunuh Titi, Yanto sempat melarikan diri dengan cara melompat dari jendela belakang rumah setinggi 5 meter dari basement. Dia kemudian melarikan diri dengan memanjat pagar ke rumah penduduk sekutar.
Dikatakan Usman, warga rusunawa, berdasarkan keterangan pemilik rumah yang didatangi Yanto, saat itu Yanto sempat berpura-pura habis mengalami kecelakaan. Dia meminta perban, obat merah, dan mendapat pinjaman tongkat untuk berjalan.
"Karena memang jalannya jadi pincang. Mungkin terkilir karena lompat dari kamar keluar," ujarnya.
Tidak berselang lama tersangka berhasil berhasil diamankan.
"Mendapatkan laporan dari masyarakat, KPSK dan piket Reskrim dengan dipimpin Kanit Reskrim langsung mendatangi TKP, kemudian setelah dilakukan olah TKP dan penyelidikan keberadaan pelaku diketahui bersembunyi di rumah kakak iparnya 500 meter dari TKP," kata Kasubag Humas Polrestabes Palembang Akp Irene.
"Pelaku langsung diamankan di Polesk IT I Palembang untuk dimintai keterangan lebih lanjut."

Motif Pembunuhan
"MEMANG antara korban dan istri saya terlibat selisih paham, kemudian saya meminta maaf kepada korban, tapi malah dia tidak mau memaafkan, malah berkata-kata kasar yang membuat saya sakit hati," ujar Suyanto, menceritakan motif dia membunuh Titi.
Kemudian pada hari Selasa (10/11) istrinya ribut dengan Titi.
"Sebelumnya saya sudah minta maaf. Tapi melihat istri saya ribut dengan pelaku, pada saat itulah saya nekat menghabisi nyawa pelaku," katanya.
Setelah memanjat rumah Titi, Yanto langsung melancarkan aksinya.
"Saya ambil pisau dan melihat korban sedang tidur saya langsung menusuk korban," ungkapnya.
Namun Titi terbangun dan keluar rumah meminta pertolongan. Melihat korbannya teriak Yanto langsung kabur dari pintu jendela belakang.
"Saya kabur dari tempat saya masuk dengan melompat, tapi kaki saya patah karena melompat dari lantai dua," ungkapnya.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Anom Setyadji didamping PS Kasat Reskrim, Kompol Edi Rahmat Hidayat dan Kasat Reskim Polsek IT I, Iptu Ghofur mengatakan, bahwa motif pembunuhan ini adalah sakit hati.
"Pelaku nekat melakukan aksi ini karena sakit hati dimana pelaku dihina oleh korban dengan hal-hal yang buruk, namun hanya butuh dua jam pelaku berhasil diamankan tidak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP)," katanya.
Terkait aksi pelaku berencana atau tidak, lanjut Kombes Pol Anom menuturkan, masih dalam penyelidikan.
"Terkait aksi pelaku ini masih dalam penyelidikan apakah berencana atau tidaknya," jelasnya.
Artikel di atas diolah dari artikel yang tayang di TribunSumsel.com seperti salah satu artikel dengan judul Bocah 5 Tahun Putri Ibu 2 Anak yang Dibunuh di Rusunawa Kasnariansyah Demam Tinggi, Tanyakan Ibu