Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Astana Gedong Tulungagung, Pemakaman Sejak Era Kerajaan Hindu-Budha Hingga Islam

Nama Astana Gedong di Desa Sukodono, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dikenal sebagai komplek pemakaman kuno.

Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
david yohanes/surya
Arkeolog dan Sejarawan Universitas Negeri Malang (UM), M Dwi Cahyono menunjukkan salah satu bukti peradapan lintas masa di Astono Gedong. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Nama Astana Gedong di Desa Sukodono, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur dikenal sebagai komplek pemakaman kuno.

Komplek pemakaman milik desa ini menjadi tujuan para peziarah dari berbagai kota di Indonesia.

Komplek makam ini diduga sudah ada sejak era kerajaan Hindu dan Budha, hingga kerajaan Islam.

Arkeolog dan Sejarawan Universitas Negeri Malang (UM), M Dwi Cahyono memaparkan, Desa Sukodono dulunya bernama Gondang Lor.

Sedangkan Asta Gedong yang ada di dalamnya merupakan situs lintas masa.

Diduga dulunya Astana Gedong adalah tempat yang disucikan.

“Saat ada perubahan zaman, Astana Gedong tetap dipertahankan, namun fungsinya diubah jadi makam keluarga istana,” terang Dwi, saat mengunjungi Astana Gedong kepada TribunJatim.com, Kamis (19/11/2020).

Baca juga: Gelombang Laut di Tuban TInggi, Nelayan Diminta Waspada

Baca juga: Hujan Beserta Angin Kencang Terjang Ponggok Blitar, 4 Rumah Warga Rusak Tertimpa Pohon Tumbang

Baca juga: KA Jalan Sendiri di Stasiun Malang Kotalama Dibawa ke Balai Yasa Gubeng, Rel Jalur 2 Dalam Perbaikan

Peradaban lintas masa bisa dilihat dari aneka temuan benda purbakala di pemakaman ini.

Salah satunya adalah patung Budha Aksobya, yang sudah disimpan di Museum Wajakensis milik Pemkab Tulungagung.

Saat awal peradapan Islam, ditemukan bukti makam dengan angka tahun 1548.

Temuan angka 1548 di salah satu nisan makam menunjukkan, komplek makam ini sudah sangat tua.

Bahkan Dwi mengatakan, Astana Gedong adalah komplek makam Islam tertua di Tulungagung.

“Di tempat ini mempunyaki keragaman yang sangat lengkap. Tidak usah diperdebatkan dulu candi Budha kemudian berubah jadi makam Islam,” ujar Dwi kepada TribunJatim.com.

Astana Gedong mempunyai tiga halaman, yaitu halaman ke-1, halaman ke-2 dan halaman utama.

Masing-masing halaman menunjukkan kedudukan tokoh yang dimakamkan saat itu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Medium

Large

Larger

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved