Pilwali Surabaya
Kader PDIP Alihkan Dukungan Ke MA-Mujiaman, Pengamat: Suara Eri-Armuji Bisa Terganggu
Termasuk beralihnya dukungan dari kader PDIP ke kubu Mahfud Arifin-Mujiaman. Satu di antaranya adalah deklarasi sikap Jagad Hariseno
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jelang digelarnya Pilwali Surabaya 2020, suhu perpolitikan kian meningkat.
Sejumlah dinamika politik terjadi di Kota Surabaya.
Termasuk beralihnya dukungan dari kader PDIP ke kubu Mahfud Arifin-Mujiaman. Satu di antaranya adalah deklarasi sikap Jagad Hariseno, yang merupakan kader PDIP dan sekaligus kakak Whisnu Sakti Buana.
Bahkan, beberapa hari lalu Jagad Hariseno juga mengeluarkan pernyataan politik yang sempat viral.
Baca juga: Sosok Iis Rosita, Istri Edhy Prabowo yang Ikut Ditangkap KPK, Jadi DPR Buat Bantu Suami Berkarier
Sebab, Jagad dengan lantang menyerukan perlawanan secara politik terhadap Risma.
“Risma sudah tidak bisa kita anggap remeh atau kita anggap enteng. Kepentingan politik Risma didukung oleh kekuatan oligarki politik dengan dukungan finansial yang cukup kuat di belakang, harus kita lawan," kata Seno.
Terkait hal ini, pengamat politik Parlemen Watch Umar Sholahudin menganggap hal ini sebagai sesuatu yang serius. Tepatnya, sesuatu yang bisa mengancam soliditas suara Eri Cahyadi-Armuji
"Ini permasalahan yang serius," ucap Umar, Rabu (25/11/2020).
Meski Jagad Hariseno menganggap persoalan rekomendasi terhadap calon yang diusung oleh PDIP selesai, namun langkah politik Risma yang disampaikan oleh putra pertama Ir Sutjipto ini patut diduga dirasakan para kader di akar rumput.
"Mereka kemudian ada yang diam-diam saja, ada yang terang-terangan mendukung kubu rival, dalam hal ini Machfud Arifin-Mujiaman. Jelas ini akan menggangu soliditas suara dari Eri-Armuji, khususnya PDIP," lanjut Umar.
Umar menambahkan, meski Eri Cahyadi sering memakai simbol-simbol Risma, namun, menurutnya hal itu tidak akan berdampak banyak.
"Pemilih sekarang sudah cerdas. Eri tidak identik dengan Risma. Eri tentu saja beda dengan Risma, ini yang harus dipahami," tandas Umar.