PJs Bupati Budi Santosa Optimistis Smart City Berkembang Baik di Kabupaten Blitar
Dari hasil evaluasi, Budi Santosa optimistis program Smart City bisa berkembang dengan baik di Kabupaten Blitar.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Samsul Hadi
TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - PJs Bupati Blitar, Budi Santosa mengikuti evaluasi program Smart City melalui Zoom Meeting di Command Center Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Blitar, Rabu (25/11/2020).
Dari hasil evaluasi, Budi Santosa optimistis program Smart City bisa berkembang dengan baik di Kabupaten Blitar.
"Dalam evaluasi Smart City, soal bagaimana menciptakan inovasi melalui digitalisasi, saya melihat Kabupaten Blitar tanggap betul soal itu," kata PJs Bupati Blitar, Budi Santosa.
Budi Santosa mengatakan, selama menjabat sebagai pejabat sementara bupati, sudah keliling di wilayah Kabupaten Blitar.
Dia juga melihat langsung ke lapangan soal program Smart City yang dikembangkan oleh Diskominfo di Kabupaten Blitar.
"Saya melihat beberapa kriteria yang diperlukan dalam pengembangan program Smart City sudah ada di Kabupaten Blitar," ujarnya.
Dikatakannya, Kabupaten Blitar juga dijadikan percontohan soal inovasi oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Kabupaten Blitar memiliki beberapa inovasi di bidang pariwisata dan ekonomi seperti Kampung Mujair, Kampung Coklat, Kampung Jenang, dan Desa Serang.
"Saya optimistis program Smart City bisa berkembang baik di Kabupaten Blitar. Kabupaten termasuk satu dari 100 kota/kabupaten yang ditunjuk mengikuti program Smart City," katanya.
Kepala Diskominfo Kabupaten Blitar, Eko Susanto mengatakan, ada beberapa indikator dalam penilaian program Smart City.
Di antaranya terkait program, masterplan, dan pilar-pilar di Smart City.
"Dalam evaluasi itu, kami sampaikan program Smart City di Kabupaten Blitar sudah mencapai 70 persen," katanya.
Dikatakannya, memang ada beberapa kendala dalam pengembangan Smart City di Kabupaten Blitar. Satu di antaranya, masalah biaya karena ada refocusing anggaran untuk penanganan virus Corona (Covid-19).
"Soal jaringan fiber optik juga belum tercapai karena wilayah Kabupaten Blitar sangat luas dan terkendala biaya karena ada refocusing. Intinya itu, yang belum tercapai karena kendala biaya dan sumber daya manusia," ujarnya.