Muntahkan Lava Pijar, Gunung Semeru Berstatus Waspada, BPBD Lumajang: Masyarakat Diminta Tenang
Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang mengeluarkan lava pijar. Status Gunung Semeru masih dalam level II atau waspada.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Tony Hermawan
TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengeluarkan lava pijar pada Sabtu (28/11/2020).
Guguran lava pijar itu terjadi pada sekitar pukul 05.30 WIB.
Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, guguran lava pijar itu mengarah hingga 300-400 meter dari puncak.
"Luncuran lava pijar itu mengarah ke wilayah Besuk Kobokan, jadi masih jauh dari permukiman warga," ujar Wawan Hadi Siswoyo, Sabtu (28/11/2020).
Kata Wawan Hadi Siswoyo, Gunung Semeru memuntahkan lava pijar karena mengalami peningkatan magma dari dalam gunung.
Baca juga: Viral Video Pickup di Lumajang Terperosok ke Jurang, 2 Penumpang Terpental, Sopir Ikut Terguling
Baca juga: Lengkap! 4 Tahanan Narkoba yang Kabur dari Sel Polres Lumajang Tertangkap, Alasan Pelaku: Diancam
Selain itu, hujan lebat disertai angin kencang juga menyebabkan material vulkanik berupa lava pijar itu keluar.
"Jadi selama dua puluh empat jam terakhir, Jumat (27/11/2020), Gunung Semeru mengalami 2 kali letusan, guguran 3 kali, hembusan 7 kali, vulkanik dalam 2 kali, tektonik lokal satu kali, dan tektonik jauh 3 kali," jelasnya.
Ia mengungkapkan, status Gunung Semeru masih dalam level II atau waspada.
Baca juga: Empat Tahanan Polres Lumajang Kabur dari Penjara, Tinggalkan Sepucuk Surat: Numpang Lewat Kami Rindu
Baca juga: Mempelai Wanita di Ponorogo Positif Covid-19, Acara Pernikahan Tetap Digelar, Resepsi Batal
Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 kilometer dan wilayah sejauh 4 kilometer di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif.
"Kami minta masyarakat untuk tetap tenang, tapi selalu waspada," pungkasnya.
Editor: Dwi Prastika