Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Keseruan Sanggar Anak Merdeka Indonesia Bermain Wayang Suket, Angin Segar di Tengah Belajar Daring

Wayang Suket atau wayang rumput merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Pipin Tri Anjani
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Anak-anak anggota Sanggar Anak Merdeka Indonesia belajar memainkan wayang suket bersama seniman Ludruk Meimura dengan lakon Tolak Balak di Panggung Sanggar Anak Merdeka Indonesia, Perum Gunung Anyar Emas, Selasa (15/12). Kegiatan itu selain melatih berkesenian sejak dini juga mengisi kegiatan anak-anak selain belajar via daring. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wayang Suket atau wayang rumput merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput.

Wayang ini biasanya digunakan sebagai alat permainan cerita wayang kepada anak-anak.

Rupanya, kesenian ini ingin terus dilestarikan salah satunya oleh seniman ludruk Meimura.

Ditemui di kawasan Gunung Anyar Emas, sutradara sekaligus aktor lakon ini tengah asyik bermain wayang suket bersama anak-anak yang tergabung dalam Sanggar Anak Merdeka Indonesia.

"Saya kira filosofi suket atau rumput ini sangat luar biasa. Ia tidak pernah mati meski terinjak, terbabat. Filosofi inilah yang perlu kita punya supaya tetap survive, apalagi untuk melawan pandemi ini," ungkap Meimura, Selasa (15/12/2020).

Selain mengenalkan kebudayaan Indonesia, kegiatan ini ia selenggarakan untuk memberikan angin segar saat anak-anak mulai jenuh belajar secara daring.

Baca juga: Peduli Covid-19, PT KAI Daop 8 Surabaya Sumbang Bantuan untuk Ponpes Ngalah

Baca juga: TRAGEDI Pekerja Tewas Tertarik Gergaji Rajam, Berawal dari Baju Nyangkut, Kondisi Korban Mengenaskan

"Pandemi memberikan dampak kepada kita semua, termasuk anak-anak. Terkait hal ini, perlu ada alternatif belajar sehingga semangat anak-anak tetap terjaga," Meimura menuturkan.

Gayung bersambut, rupanya langkahnya direspon positif oleh warga perumahan Gunung Anyar Emas Surabaya.

"Warga, RT, RW semua mendukung. Akhirnya kami mengadakan kegiatan Sanggar Anak Merdeka Indonesia. Nama ini juga sebagai doa supaya anak-anak mampu meraih masa depan mereka," ia menerangkan.

Sebagai salah satu seni tradisi, wayang suket sepatutnya dijaga karena merupakan kekayaan yang tidak ternilai harganya.

"Seni tradisi kita banyak sekali, tidak hanya ludruk. Ada wayang kulit, wayang orang, ketoprak, jaranan, wayang suket, dan sebagainya," ungkapnya.

Menurut Meimura, seniman turut mengambil peran penting agar kekayaan ini sampai ke generasi berikutnya.

"Kami lakukan bersama warga untuk menjaga kelestarian seni tradisi di tengah kampung dan menjaga semangat adik-adik kita," pungkasnya.

Salah satu anak yang terlibat, Dimas, tampak asyik memainkan wayang di tangannya. Sambil membacakan narasi, ia menggerakan-gerakkan kedua tangan wayang.

Baca juga: BERITA TERPOPULER SELEB: Rohimah Sindir Rumah Tangga Bak Neraka hingga Kehidupan Mantan Istri Tora

"Hari ini saya belajar kebudayaan dan wayang. Sebelumya daya belum pernah belajar, ternyata bagus," ungkapnya.

Menurutnya, sangat penting bagi ia dan teman-temannya untuk menghargai dan melestarikan kebudayaan tradisi Indonesia.

Kali ini, Dimas dan teman-temannya memainkan cerita tentang pandemi Covid-19.

"Pesannya yakni untuk menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi," pungkasnya.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti

Editor: Pipin Tri Anjani

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved