Virus Corona
'Mati Rasa', Dokter Alergi Parah seusai Suntik Vaksin Covid-19, Tekanan Darah Anjlok, Waspadai 1 Hal
Rupanya, orang harus waspada 1 hal jika punya alergi parah dan akan suntik vaksin Covid-19, yakni konsultasi ke dokter.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Cerita dokter alergi parah setelah disuntik vaksin Covid-19 atau virus Corona produksi Moderna menjadi sorotan.
Rupanya, orang harus waspada 1 hal jika punya alergi parah dan akan suntik vaksin Covid-19, yakni konsultasi ke dokter.

Pada Kamis (24/12/2020), seorang dokter di Boston, Amerika Serikat alergi parah setelah menerima vaksin virus Corona produksi Moderna.
Hossein Sadrzadeh, Dokter Onkologi Geriatrik di Boston Medical Center mengalami reaksi parah segera setelah divaksinasi.
Melansir Reuters via Kompas.com ( grup TribunJatim.com ), Sadrzadeh menyebutkan, ia merasa pusing dan jantung berdebar kencang.
Apa yang dialami Sadrzadeh merupakan reaksi parah pertama yang disebut berkaitan dengan Moderna pada minggu pertama peluncuran vaksin virus Corona itu di AS.

Juru Bicara Boston Medical Center, David Kibbe, Jumat (25/12/2020), mengatakan, Dr Sadrzadeh merasa mengalami reaksi allergi dan diizinkan untuk menggunakan EpiPen sendiri.
Ia sempat dibawa ke UGD, dievaluasi, dirawat, diamati, dan kemudian dipulangkan. Dr Sadrzadeh memiliki riwayat alergi kerang yang parah.
Sebelum mengikuti vaksinasi, Dr. Sadrzadeh telah mempersiapkan EpiPen (autoinjektor epinefrin) karena ia memiliki riwayat alergi serius.
Beberapa menit setelah injeksi vaksin, detak jantungnya melonjak hingga 150 detak per menit, sekitar dua kali dari normalnya.
Ia mengatakan, lidahnya terasa menusuk dan mati rasa.
Baca juga: Dokter Masuk UGD seusai Disuntik Vaksin Covid-19, Lidah Terasa Menusuk Lalu Pingsan, Kondisi Terkuak
Tak lama kemudian, Dr Sadrzadeh mengaku keluar keringat dingin, pusing hingga pingsan.
Tekanan darahnya juga anjlok.
“Itu adalah reaksi anafilaksis yang sama yang saya alami dengan kerang,” kata Dr. Sadrzadeh, seperti dikutip dari New York Times.
Ia kemudian menggunakan EpiPennya, dibawa ke UGD dan langsung mendapatkan penanganan.
Empat jam kemudian, Dr Sadrzadeh telah pulih sepenuhnya.

Pedoman CDC tentang Munculnya Reaksi Alergi Setelah Divaksin Covid-19
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit ( CDC) AS mengatakan sedang memantau laporan reaksi alergi terhadap vaksinasi Covid-19.
Pada Sabtu (19/12/2020), CDC mengeluarkan rekomendasi tentang orang yang menunjukkan alergi setelah divaksinasi.
Berikut rekomendasinya seperti dilansir Reuters, Minggu (20/12/2020).
1. Alergi parah tidak boleh mendapat dosis kedua vaksin
CDC berkata, siapapun yang memiliki reaksi parah terhadap vaksin Covid-19 tidak boleh mendapat dosis kedua.
Terutama bila didefinisikan menunjukkan alergi parah dan membutuhkan obat epinefrin atau perawatan di rumah sakit.
Orang yang mengalami reaksi alergi parah terhadap bahan apa pun yang terkandung dalam vaksin Covid-19 harus menghindari formula vaksin yang mengandung bahan tersebut.
Baca juga: Ketahui Efek Samping Vaksin Covid-19, Bisakah Memicu Infeksi? Ini Kata Spesialis Perawatan Klinis
2. Berkonsultasi dengan dokter
Individu dengan riwayat reaksi alergi parah terhadap vaksin harus berkonsultasi dengan dokter.
CDC mengatakan, orang dengan alergi parah terhadap makanan, hewan peliharaan, lateks, kondisi lingkungan, obat oral, atau memiliki riwayat keluarga dengan reaksi alergi, masih bisa divaksinasi.
Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) AS sedang menyelidiki sekitar lima reaksi alergi yang terjadi setelah orang-orang diberikan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech di Amerika Serikat minggu ini.
Baca juga: Apakah Tetap Perlu Vaksin Virus Corona Meski Sudah Sembuh dari Covid-19? Ini Penjelasan Epidemiolog
Pada hari Jumat, FDA mengatakan bahwa vaksin Moderna Inc, yang mendapat izin penggunaan darurat, tidak boleh diberikan kepada individu yang diketahui memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap komponen suntikan apa pun.
Regulator medis Inggris telah mengatakan bahwa siapa pun dengan riwayat anafilaksis, atau reaksi alergi parah terhadap obat atau makanan, tidak boleh diberi vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19.
"Kami sedang menyelidiki sepenuhnya dua laporan yang telah dilaporkan kepada kami sebagai masalah prioritas. Setelah semua informasi ditinjau, kami akan menyampaikan saran baru," kata juru bicara (Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan) MHRA, seperti dilansir CNN, Kamis (10/12/2020).
Menanggapi laporan tersebut, dalam sebuah pernyataan Pfizer mengatakan telah menerima nasihat dari regulator Inggris.
"Sebagai tindakan pencegahan, MHRA telah mengeluarkan pedoman sementara kepada NHS saat melakukan penyelidikan untuk memahami setiap kasus dan penyebabnya. Pfizer dan BioNTech mendukung penyelidikan MHRA," kata pernyataan tersebut.
Dalam pernyataan itu juga disampaikan bahwa dalam uji klinis fase 3, vaksin Covid-19 tersebut secara umum ditoleransi dengan baik, tanpa masalah keamanan yang serius dan telah dilaporkan oleh Komite Pemantauan Data Independen.
Baca juga: MUTASI Baru Virus Corona Telah Diteliti, Cek 9 Fakta: 70% Mudah Menular, Vaksin Mampu Melawannya?
Sementara itu, laporan kasus alergi setelah mendapatkan suntikan vaksin sebelumnya juga dilaporkan oleh mereka yang mendapatkan vaksin Pfizer.
Setelah kasus awal yang menyertai suntikan Pfizer, CDC mengeluarkan saran bahwa vaksin Pfizer dan Moderna mungkin tidak sesuai untuk orang dengan riwayat anafilaksis.
Anafilaksis biasanya terjadi dalam beberapa menit setelah terpapar zat pemicunya. Kondisi ini dapat mengganggu pernapasan dan menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis, yang berpotensi mengancam nyawa.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang Dokter di Boston Alami Reaksi Alergi Parah Setelah Disuntik Vaksin Moderna" dan "Pedoman CDC tentang Munculnya Reaksi Alergi Setelah Divaksin Covid-19".