Virus Corona di Surabaya
Pemkot Surabaya Gelar Rakor Bahas Rencana PSBB
Pemkot Surabaya langsung menggelar rapat koordinasi begitu mendapat kabar bakal ada pembatasan kegiatan masyarakat di Jawa-Bali.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Yoni Iskandar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya langsung menggelar rapat koordinasi begitu mendapat kabar bakal ada pembatasan kegiatan masyarakat di Jawa-Bali. Sebab, Surabaya termasuk di dalamnya.
Rakor berlangsung di Balai Kota, Rabu (6/1/2021) malam. Tak hanya OPD Pemkot, sejumlah pihak juga datang untuk melakukan telaah terkait kondisi Covid-19 di Surabaya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Surabaya dr Brahmana Askadar menjelaskan pasien yang saat ini dirawat di Surabaya, ternyata juga berasal dari warga luar kota.
"Saat ini, kondisinya tidak seratus persen pasien adalah warga Surabaya," ujarnya dalam rakor tersebut.
Ada banyak pakar yang datang dalam rapat yang berlangsung di lantai 2 Balai Kota, tepatnya di Ruang Sidang Wali Kota.
Disisi lain, Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Hermin menyebut rujukan dari luar kota masih 50 persen. Apalagi, menurutnya saat ini ditolong oleh RS darurat seperti Asrama Haji dan RS Lapangan di Indrapura.
Baca juga: VIRAL Gadis Gresik Dibully di Alun-alun, Kepala Dipukul hingga Ditendang, 2 Orang Senyum Main Ponsel
Baca juga: Komunikasi Terakhir Chacha Sherly Diungkap Manajer, Sang Artis Tolak Ambil Job: Aku Capek Mas, Loyo
Baca juga: Pemerintah Berlakukan PSBB Jawa Bali, Ketua DPD RI: Harus Ada Treatment Khusus Sektor Ekonomi
"Dimana pasien-pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) juga ditampung di situ," papar dia.
Dari catatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, saat ini masih ada sekitar 112 tempat tidur tanpa tekanan negatif yang siap digunakan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan untuk mengurangi antrean dan semacamnya, pihaknya juga mengimbau agar pasien yang sudah lebih baik dapat diarahkan ke Asrama Haji.
"Untuk mencegah antrean sehingga di IGD tidak terlalu banyak. Kalau saya lihat minggu lalu dibandingkan sekarang sudah berkurang," ujarnya.
Rapat koordinasi itu memang sengaja digelar begitu ada pengumuman dari pemerintah pusat untuk rencana pembatasan aktivitas masyarakat di Jawa-Bali. Rencananya, hal itu bakal berlangsung pada 11 hingga 25 Januari mendatang.