RESMI Boy Rafly Bersaing Ketat Dengan Gatot Edhy, Calon Resmi Kapolri Direkom ke Jokowi, Cek Profil
Boy Rafly Amar bersaing ketat dengan Gatot Edhy Pramono jadi calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis yang direkom ke Jokowi, Cek profil & karirnya
TRIBUNJATIM.COM - Akhirnya Boy Rafly Amar akan bersaing ketat dengan Gatot Edhy Pramono sebagai calon pengganti Jenderal Idham Azis, sebagai calon kapolri baru.
Komjen Pol Gatot Edhy Pramono dan Komjen Pol Boy Rafly Ahmad adalah dua dari tiga jenderal bintang tiga calon Kapolri yang direkomendasikan kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi oleh Komisi Kepolisian Nasional ( Kompolnas ).
Jangan lupa simak juga sosok, biodata dan profil calon terkuat kapolri yang juga ada di artikel ini.
Selain Boy Rafly Amar dan Gatot Edhy Pramono, tiga jenderal bintang lainnya yang direkom oleh Kompolnas sebagai calon pengganti Kapolri Jenderal Idham Azis, adalah Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, Komjen Pol Arief Sulistyanto, dan Komjen Pol Agus Andrianto.
Menurut Kompolnas, 5 nama calon Kapolri tersebut direkomendasikan kepada Presiden Jokowi untuk menggantikan Kapolri Jenderal Idham Azis, karena Idham Azis akan memasuki masa pensiun Februari 2021 nanti.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Kompolnas Mahfud MD melalui akun Twitternya pada Jumat (8/1/2021).
"Ini 5 nama Komjen Pol. yg diajukan kpd Presiden oleh Kompolnas utk dipilih sbg calon Kapolri: 1) Gatot Edy Pramono; 2) Boy Rafly Amar; 3) Listyo Sigit Prabowo; 4) Arief Sulistyanto; 5) Agus Andrianto," kata Mahfud MD dikutip melalui akun Twitternya @mohmahfudmd pada Jumat (8/1/2021).
Mahfud MD menyampaikan kelima orang tersebut dianggap memiliki kriteria yang tepat untuk menggantikan Idham Azis.
"Kelima org itu dianggap memenuhi syarat profesionalitas, loyalitas, jam terbang," jelas Mahfud MD.
Diberitakan sebelumnya, Kompolnas akhirnya mengirimkan rekomendasi nama calon Kapolri pengganti Jenderal Pol Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun pada Februari 2020 mendatang.
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto menyampaikan daftar calon nama tersebut telah dikirimkan usai menggelar rapat pleno pada Rabu (6/1/2021) kemarin.
Menurutnya, rapat pleno itu digelar bersama sejumlah stakeholder untuk menentukan ihwal calon Kapolri yang direkomendasikan oleh Kompolnas.
"Rabu ada rapat pleno untuk membahas calon Kapolri, setelah sebelumnya Kompolnas menyerap aspirasi dari masyarakat (tokoh masyarakat, akademisi, LSM, media dan lain-lain), para purnawirawan Polri (PP Polri) dan internal Polri, tentang kriteria calon Kapolri," kata Benny saat dikonfirmasi, Jumat (8/1/2021).
Ia menyampaikan rekomendasi tersebut kini telah dikirimkan kepada presiden Jokowi.
Namun demikian, Benny enggan membeberkan lebih lanjut nama-nama calon Kapolri yang direkomendasikan oleh Kompolnas.
Yang jelas, daftar nama calon yang dikirimkan lebih dari satu nama.
"Setelah selesai hasilnya kemudian disampaikan oleh Ketua Kompolnas ke Presiden. Calonnya lebih dari satu nama. Untuk nama tidak dipublikasikan karena suratnya bersifat rahasia," pungkasnya.
Begini Kata Istana Soal Calon Kapolri
Hanya dalam hitungan hari, Kapolri Jenderal Idham Azis akan memasuki masa pensiun.
Masa baktinya habis pada 1 Februari 2021.
Sejumlah nama penggantinya pun kini tengah disiapkan presiden untuk diajukan ke DPR.
Menjabat sebagai Kapolri sejak 1 November 2019, tidak lama lagi Jenderal Idham Azis akan segera memasuki masa purnatugas.
Sejumlah nama pun mencuat untuk menggantikan posisi Kapolri yang dipegang mantan petinggi Densus 88 ini.
Istana Kepresidenan RI melalui Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adian menyebutkan bahwa dalam mencari sosok calon kapolri yang akan diajukan ke DPR, Presiden Jokowi mempertimbangkan faktor objektif dan faktor subjektif.
"Ada faktor-faktor objektif yang menjadi pertimbangan presiden.Tapi ada juga faktor subjektif," kata Donny dalam acara "Satu Meja" di Kompas TV, Rabu (6/1/2021).
Salah satu faktor subjektif adalah mencari sosok yang pas di hati presiden. "Karena kapolri baru akan mengemban tugas berat ke depan. Apalagi, dalam tiga tahun mendatang presiden akan fokus ke pemulihan ekonomi," lanjut Donny.
Menurut Donny, pemulihan ekonomi tidak akan berjalan bila tidak diikuti dengan stabilitas dan keamanan.
Karena itu, kata Donny, presiden sering mengambil keputusan yang tidak biasa. Jadi, siapa yang pas dengan pilihan presiden? "Ya itu rahasia presiden," jawab Donny.
Hingga detik ini, Presiden Jokowi belum mengirimkan nama calon pengganti Jenderal Polisi Idham Azis yang akan pensiun pada 1 Pebruari mendatang.
Sementara menurut Menkopolhukam yang juga ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Mahfud MD, dari sejumlah nama calon yang beredar semua masih spekulasi. Bursa calon kapolri pun bakal menarik.
"Semua nama yang beredar adalah spekulasi. Finalnya diputuskan oleh Kompolnas untuk kemudian diserahkan kepada Presiden," kata Mahfud MD, Kamis (7/1/2021).
Kemudian Presiden meminta pertimbangan ke DPR.
"Sebagai Ketua Kompolnas saya pastikan bahwa semua nama yang beredar itu masih spekulasi, lempar-lempar bola," tegas Menkopolhukam Mahfud MD.
Biodata dan Profil Calon Terkuat Kapolri
Berikut biodata singkat lima jenderal polisi bintang tiga beserta ' profil calon terkuat kapolri ' yang direkom oleh Kompolnas ke Presiden Jokowi untuk menggantikan posisi Kapolri Jenderal Pol Idham Azis:
1. Gatot Eddy Pramono
Gatot merupakan perwira tinggi polri berbintang tiga lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988. Jabatan sebagai perwira menengah yang pertama kali diembannya ialah Kapolres Blitar pada 2005.
Setelah itu ia menjabat Kapolres Depok pada 2008 dan Kapolres Jakarta Selatan pada 2009.
Karirnya terus menanjak hingga ia menjabat Wakapolda Sulawesi Selatan pada 2016. Kemudian ia dipercaya memimpin Polda Metrojaya pada 2019.
Di tahun yang sama, karir Gatot di kepolisian terus naik hingga ia menjabat orang nomor dua di Korps Bhayangkara.
2. Boy Rafli Amar
Boy Rafli merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988. Ia cukup lama malang melintang di bagian kehumasan Polri.
Jabatan sebagai perwira tinggi yang ia emban kali pertama ialah Kepala Biro Penerangan dan Humas Divisi Humas Polri pada 2012-2014.
Kemudian ia ditugaskan sebagai Kapolda Banten pada 2014-2016. Setelah itu ia kembali ke Divisi Humas Polri dan menjabat Kepala Divisi Humas Polri pada 2016-2017.
Kemudian ia ditugaskan sebagai Kapolda Papua pada 2017-2018. Boy Rafli lalu kembali ke Mabes Polri sebagai Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri.
Lalu, pada Mei 2020, Presiden Joko Widodo melantik Boy Rafli sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Listyo merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991. Listyo memiliki kedekatan dengan Jokowi lantaran pernah menjabat Kapolres Solo pada 2011. Saat itu Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo.
Kedekatan Listyo dan Jokowi pun berlanjut ketika Jokowi menginjakkan kaki ke Istana. Pada 2014, Listyo menjadi ajudan Jokowi.
Karir Listyo terus menanjak setelahnya. Ia kemudian menduduki posisi Kapolda Banten. Setelah itu Listyo kembali ke Mabes Polri sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan pada 2016.
Hingga akhirnya pada 2019, Listyo diangkat sebagai Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri menggantikan Idham Azis yang ditunjuk menjadi Kapolri.
Arief merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1987. Ia pernah menjadi anggota tim khusus penyidikan pembunuhan aktivis HAM Munir.
Baca juga: Kompolnas Serahkan Nama-nama Calon Kapolri Pengganti Idham Azis ke Presiden
Kemudian Arief pernah menjabat Kapolda Kalimantan Barat. Ia sebelumnya juga pernah menjabat Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri. Setelah itu, Arief ditugaskan sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri.
Agus merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1989. Ia pernah menjabat Direktur Tindak Pidana Umum Badan Reserse dan Kriminal Polri pada 2016.
Lalu pada 2018, Agus ditugaskan sebagai Kapolda Sumatera Utara. Karirnya terus menanjak hingga ia menjabat Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri pada 2019 hingga sekarang.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ini 5 Nama Calon Kapolri yang Direkomendasikan Kompolnas kepada Presiden Jokowi dan Kompas.com berjudul Ini 5 Nama Calon Kapolri yang Diserahkan Kompolnas ke Presiden