Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

7 Fakta Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Sempat Delay, 4 Menit Lepas Landas Lalu Hilang Kontak

Berikut fakta-fakta insiden pesawat Sriwijiaya Air SJ 182 yang jatuh pada Sabtu (9/1/2021) kemarin di perairan Kepulauan Seribu.

Tribunnews.com
Sriwijaya Air yang terbang dan sedang parkir di bandara 

Pada waktu tersebut, pesawat meminta izin menambah ketinggian menuju ketinggian jelajah.

Menurut Adita, pesawat mengarah ke barat laut.

"(Pesawat mengarah ke barat laut (north west). Karenanya ATC menanyakan untuk melaporkan arah pesawat. (Namun), dalam hitungan detik, pesawat hilang dari layar radar," ujar Adita.

Sementara itu, pada pukul 14.40 WIB, menara pengatur lalu lintas penerbangan (ATC) Jakarta melihat arah penerbangan pesawat bukan 0,75 derajat seperti seharusnya bila menuju Pontianak.

Baca juga: Astaghfirullah, Ratapan Ibu Penumpang Sriwijaya Air SJ 182, Anak Sempat Kirimi Foto: Banyak Senyum

4. Upaya pencarian

Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Badan SAR Nasional Mayjen TNI (Mar) Bambang Suryoaji di Kantor Basarnas menuturkan, pihaknya menerima kabar hilangnya pesawat pukul 14.55 WIB.

Setelah itu, mulai pukul 17.00 WIB, upaya pencarian langsung digelar bersama oleh Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, dan masyarakat di lokasi yang diduga sebagai titik terakhir pesawat terpantau radar.

Proses pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJY 182 dilakukan dengan melibatkan tim dan peralatan dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan, Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI AL, dan Polisi Air (Polair).

Setidaknya, delapan kapal Basarnas, empat kapal perang milik TNI AL, dan enam kapal Polair terlibat dalam upaya tersebut.

Instruksi Presiden Jokowi Melansir pemberitaan Harian Kompas, (10/1/2021) Presiden Joko Widodo juga telah menginstruksikan pengerahan segala upaya untuk mencari pesawat Sriwijaya Air SJY 182.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjanjikan pengerahan kapal survei TNI AL untuk mencari pesawat yang mengalami musibah ini.

"Kita kerahkan kapal survei Hidro-Oseanografi yang dapat membantu penginderaan di bawah air selain berbagai jenis kapal dan personel TNI AL," ujar dia.

Dua kapal survei yang dimiliki TNI AL antara lain KRI Spica dan KRI Rigel, yang dibuat di Perancis.

Kapal ini mempunyai sistem penginderaan dan survei bawah laut termodern di Asia Tenggara.

Selain itu, akan dikerahkan kekuatan dari Armada I dan Lantamal III.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved