Banjir Tak Kunjung Surut, Warga Bongkar Paksa Besi Penyaringan Sampah di Dam Sipon Mojokerto
Warga bongkar paksa pintu air penyaringan sampah (trashcrak) di kawasan Dam Sipon, Desa Pageruyung, Kabupaten Mojokerto, Senin (11/1/2021).
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Puluhan warga beramai-ramai mendatangi pintu air penyaringan sampah (trashcrak) di kawasan Dam Sipon, Desa Pageruyung, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Senin (11/1/2021).
Masyarakat dari Mojokerto dan Kabupaten Jombang tersebut berupaya membongkar besi penyaringan (screen) yang terletak di bagian bawah trashcrak di Dam Sipon
Mereka terpaksa membongkar besi penyaringan sampah itu lantaran dianggap menghambat aliran sungai.
Baca juga: Postingan Terakhir YouTuber Faisal Rahman di Pesawat Bak Perpisahan, Goodbye, Banjir Ucapan Duka
Baca juga: Kilat Besar Kata 3 Nelayan saat Sriwijaya Air Jatuh, Janggal: Tak Ada Suara Mesin, Ombak Meninggi
Hal itu disebut menjadi penyebab banjir tidak kunjung surut di kawasan Desa Tempuran yang berbatasan dengan Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang.
Bahkan sempat terjadi adu mulut warga dengan petugas BBWS Brantas Surabaya yang melarang pembongkaran besi penyaringan sampah tersebut.
Yadi (50) warga Dusun Beluk, Desa Jombok, Kabupaten Jombang mengatakan masyarakat ingin air banjir yang sudah merendam kampungnya selama 10 hari ini dapat segera surut.
Apalagi, ketinggian air banjir justru semakin naik dan rata-rata sudah masuk dalam rumah.
Sebelumnya, mereka melakukan aksi melepas besi penyaringan sampah bagian atas pintu air Trashcrak namun hasilnya tidak signifikan mengurangi banjir.
Baca juga: Mimpi Suami Menikah Lagi? Bisa Pertanda Dapat Rezeki Nomplok hingga Sakit Hati Berujung Perpisahan
Baca juga: Kesaksian Penyelam Cari Korban Sriwijaya Air di Dasar Laut, Risiko Tinggi & Pesawat Hancur Total
Sedangkan, Dam trashcrak memiliki dua bagian besi penyaringan sampah
di mana bagian atas sudah dilepas oleh warga setempat.
"Yang dilakukan saat ini awalnya membersihkan sampah namun tidak bisa jadi harus melepas besi penyaringan sampah," ungkapnya di dam trashcrak, Pageruyung, Gedeg, Kabupaten Mojokerto, Senin (11/1/2021) siang.
Menurut dia, adanya pintu air penyaringan sampah ini justru tidak efektif dalam penanganan banjir yang menyumbat aliran sungai.
"Memang daerah kami sering dan menjadi langganan banjir namun biasanya cepat surut tidak sampai sepekan dan semenjak adanya sumbatan ini (dam trashcrak, Red) sampai 10 hari banjir belum surut," ucap Yadi.
Masyarakat menyayangkan dinas terkait seperti Perum Jasa Tirta (PJT) maupun BBWS Brantas tidak melakukan pembersihan sampah di aliran sungai.
Sampah Eceng Gondok, kangkung, kayu dan lainnya selalu menumpuk di Desa Tempuran.