Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
'Kilat Besar' Kata 3 Nelayan saat Sriwijaya Air Jatuh, Janggal: Tak Ada Suara Mesin, Ombak Meninggi
Saksi kunci 3 nelayan di sekitar Kepulauan Seribu mengungkap detik-detik Sriwijaya Air jatuh diakui ada kilat besar hingga rasakan kejanggalan.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Kesaksian 3 nelayan di tengah laut di sekitar Kepulauan Seribu saat pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh akhirnya terungkap.
Ada tiga nelayan melaut saat Sriwijaya Air terjatuh.
Mereka bersaksi bahwa mendengar suara seperti kilat yang begitu besar.
Ketiga nelayan juga rasakan ada hal janggal saat berada di lokasi yang diduga kuat tepat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.

Tiga orang nelayan menjadi saksi detik-detik ketika Pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh menghantam lautan.
Hendrik, nelayan yang sewaktu itu melihat adanya keanehan dari langit pada saat dirinya sedang melaut bersama dua orang rekannya yang lain.
Nelayan ranjungan itu berada di sekitar perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Sabtu (9/1/2021).
Hendrik menjadi saksi kunci yang melihat detik-detik pesawat tersebut menghujam perairan.
Berawal dari kegiatannya saat sedang melaut pada Sabtu siang, ia mengaku saat itu hujan dan awan berkabut.
Baca juga: Firasat Anak Pilot Sriwijaya Air, Bingung Sikap Ayah Beda dari Biasa, Beri Teguran Sebelum Terbang
"Saat itu hujan cukup besar (kemungkinan berkabut), dan kami bertiga di tengah laut sedang konsentrasi mengambil bubu (alat penangkap rajungan)," cerita Hendrik.
Kemudian, ia dan dua orang ABK nya masih sibuk berkonsentrasi mengurusi alat penangkap mereka.
Lantas, Hendrik dan kedua rekannya merasakan adanya ombak aneh yang meninggi selepas suara kencang seperti kilat besar.
Baca juga: Firasat Pengantin Baru Penumpang Sriwijaya Air, Acara Ngunduh Mantu Siap, Adik Kuak Telepon Terakhir
"tiba-tiba ada seperti kilat ke arah air disusul dentuman keras, puing berterbangan sama air (ombaknya) tinggi sekali, untung kapal saya enggak apa-apa," kata pria 30 tahun itu dalam perbincangannya dengan Antara di lokasi.
Setelah rangkaian kejadian yang berlangsung di bawah dua menit tersebut, Hendrik mengaku dirinya dan dua rekannya tidak bisa melakukan apa-apa.
Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan selain bertanya-tanya ada apa gerangan yang terjadi dan sempat mengira itu adalah bom yang jatuh dan meledak.
