Virus Corona
VIRAL Efek Samping Vaksin Covid-19 Bisa Perpanjang Organ Intim Pria 3 Senti, Dokter Sebut Hoax
Beredar di WA soal vaksin Covid-19 bisa memperpanjang organ intim pria sampai 3 cm, dokter sebut hoax belaka.
Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Mendadak beredar kabar efek samping vaksin Covid-19 di media sosial.
Dalam unggahan yang viral, disebutkan jika vaksin Covid-19 punya efek samping bagi pria.
Yakni efek samping vaksin Covid-19 dapat memperbesar ukuran kelamin pria atau alat vital.
Ditulis juga vaksin Covid-19 bisa perpanjang ukuran alat vital hingga sekitar 3 cm.

Sontak kabar tersebut langsung memancing reaksi yang beragam.
Menanggapi hal tersebut, menurut Ahli Patologi Klinis sekaligus Wakil Direktur RS UNS, Tonang Dwi Ardyanto, kabar itu tak benar alias hoax.
"Itu tidak benar," tegasnya, dalam acara Obrolan Virtual Tribunnews.com, Kamis (7/1/2021).
Dari segi medis sendiri, kata Tonang, tak ada efek samping vaksin Covid-19 mampu memberbesar ukuran penis.
Bahkan untuk efek samping lain juga belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
"Sejauh ini tidak ada," katanya.

Baca juga: Diego Mamahit Disebut Sosok Tangguh, Keluarga Yakin Sang Copilot Sriwijaya Air Selamat: Tuhan Baik
Hal tersebut berlaku juga bagi semua jenis vaksin Covid-19.
Baik vaksin China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Pfizer-BioNTech.
Atau Oxford-AstraZeneca, Moderna, maupun jenis vaksin Sinovac.
"Sejauh ini demikian," pungkasnya.
Baca juga: Postingan Terakhir Ocky Pramugara Sriwijaya Air SJ 182 Bak Firasat? Bukan Foto Sendiri, Yaudah Ayo
Selain hoax soal memperpanjang penis, dr Tonang juga meluruskan disinformasi soal vaksin yang beredar di masyarakat.
Di antara informasi yang beredar adalah vaksin mengandung gelatin babi, sehingga haram bila disuntikkan ke tubuh.
Dokter Tonang meluruskan, pada zaman dahulu, gelatin babi memang sempat digunakan untuk pembuatan vaksin.
"Tapi kini teknologi sudah maju, sehingga pembuatan vaksin tidak perlu lagi menggunakan bahan tersebut," kata Tonang.
Baca juga: Kesaksian Penyelam Cari Korban Sriwijaya Air di Dasar Laut, Risiko Tinggi & Pesawat Hancur Total
Sinovac terbuat dari virus Corona
Pemerintah Indonesia telah mendatangkan 3 juta vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang merupakan perusahaan asal China.
Kini pemerintah sudah mendistribusikan vaksin tersebut ke berbagai daerah dengan pengamanan ketat.
Diketahui, Sinovac memiliki metode inactivated untuk mematikan virus.
Sehingga vaksin virus Corona mereka tidak mengandung virus hidup atau yang dilemahkan.
Sinovac telah melakukan tahap uji klinis untuk memastikan keamanannya.
Baca juga: Duar!, Warga Kaget saat Sriwijaya Air Jatuh, Suara Menggelegar Getarkan Kaca Rumah: Ya Allah
Cara kerja vaksin Sinovac lawan virus Corona
Dirangkum dari New York Times, berikut 6 cara kerja vaksin Sinovac:
1. Terbuat dari virus Corona
Untuk membuat CoronaVac, para peneliti Sinovac memulainya dengan mengambil sampel virus Corona dari pasien di China, Inggris, Italia, Spanyol, dan Swiss.
Satu sampel dari China akhirnya menjadi dasar pembuatan vaksin.
CoronaVac bekerja dengan membuat antibodi untuk melawan virus Corona SARS-CoV-2.
Antibodi menempel pada protein virus.
2. Menonaktifkan virus Corona
Para peneliti menumbuhkan stok besar virus Corona di sel ginjal monyet.
Kemudian, mereka menonaktifkan virus dengan bahan kimia yang disebut beta-propiolakton.
Virus Corona yang tidak aktif tidak bisa lagi bereplikasi, tetapi, protein mereka tetap utuh.
Para peneliti kemudian menarik virus yang tidak aktif dan mencampurkannya dengan sejumlah kecil senyawa berbasis aluminium yang disebut adjuvan.
Adjuvan merangsang sistem kekebalan untuk meningkatkan responsnya terhadap vaksin.
3. Mendorong respons kekebalan tubuh
Karena virus Corona di vaksin Sinovac sudah mati, maka bisa disuntikkan ke tubuh manusia tanpa menyebabkan Covid-19.
Begitu masuk ke dalam tubuh, beberapa virus yang tidak aktif ditelan oleh sejenis sel kekebalan yang disebut sel pembawa antigen.
Sel yang membawa antigen merobek virus Corona dan memunculkan beberapa fragmen di permukaannya, lalu, sel T dalam tubuh mendeteksi fragmen tersebut.
Jika fragmen cocok dengan salah satu protein sel, sel T menjadi aktif dan dapat membantu merekrut sel kekebalan lain untuk merespons vaksin.
4. Membuat antibodi
Jenis sel kekebalan lain, sel B juga dapat menghadapi virus Corona yang tidak aktif.
Sel B memiliki protein dalam berbagai bentuk, dan beberapa mungkin memiliki bentuk yang tepat untuk menempel pada virus Corona.
Ketika sel B terkunci, ia dapat menarik sebagian atau seluruh virus dan menampilkan fragmen virus Corona di permukaannya.
Sel T membantu mencocokkan fragmen dengan sel B.
Jika cocok, sel B juga diaktifkan, berkembang biak, dan mengeluarkan antibodi untuk melawan virus Corona.
5. Menghentikan virus
Setelah divaksinasi dengan vaksin Sinovac, sistem kekebalan tubuh dapat merespons infeksi virus Corona hidup.
Sel B menghasilkan antibodi yang menempel pada virus Corona dan mencegah virus memasuki sel.
Jenis antibodi lain dapat memblokir virus dengan cara lain.
6. Mengingat virus
Setelah divaksinasi, sistem kekebalan tubuh memiliki sel khusus yang disebut sel B yang mungkin menyimpan informasi tentang virus Corona selama bertahun-tahun atau bahkan beberapa dekade.
*) Catatan Redaksi:
Bersama kita lawan virus Corona, TribunJatim.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan, ingat pesan ibu 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Baca juga: Cara Mudah Sembuh dari Gejala Ringan Virus Corona di Rumah Menurut Dokter, Tak Perlu ke RS
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Viral di WA soal Vaksin Covid-19 Bisa Memperpanjang Alat Vital Pria, Ini Kata Dokter, Ternyata Hoax.