Sambut World Breastfeeding Week, Konsultan Neonatologi RS Premier Surabaya Beri Edukasi Ibu Menyusui

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Permulaan bulan Agustus 2025 bertepatan dengan momentum ‘Pekan Menyusui Sedunia’ atau World Breastfeeding Week (WBW).

Momen tersebut dimanfaatkan oleh RS Premier Surabaya guna menjukkan komitmennya untuk selalu memberi edukasi tepat kepada para ibu hamil hingga menyusui. 

Salah satunya, melalui panduan kesehatan ibu hamil ala Dr. dr. Risa Etika Sp.A (K) selaku dokter spesialis anak sekaligus konsultan neonatologi RS Premier Surabaya. 

Menurut dr. Risa, ASI adalah "fondasi kehidupan" yang esensial bagi setiap bayi, tanpa terkecuali, baik yang lahir dalam kondisi sehat, prematur, maupun yang memerlukan perawatan medis. 

Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa ASI bukan sekadar asupan nutrisi, melainkan sebuah investasi jangka panjang yang membentuk masa depan seorang anak.

Baca juga: Waspada Lonjakan ISPA Pasca Haji dan Musim Liburan, ini Penjelasan Dokter Spesialis Paru RS Premier

Ulasan ini bertujuan untuk mengupas tuntas manfaat ASI secara komprehensif, mencakup berbagai tantangan yang mungkin dihadapi ibu menyusui dan solusi yang relevan.

Informasi yang disajikan bersumber dari pandangan dan pengalaman dr. Risa, sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Pengembangan dan Peningkatan ASI (BP2 ASI) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur.

Keistimewaan ASI: Pondasi Kecerdasan dan Kesehatan Optimal Bayi

Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi merupakan periode emas yang krusial bagi perkembangan saraf-saraf kecerdasan. 

Baca juga: Mengenal RS Premier, Pilihan RS Rujukan Spesialis Penyakit Jantung dan Internis di Surabaya

“Dalam periode enam bulan hingga dua tahun, pertumbuhan kecerdasan saraf masih terjadi, namun tidak seoptimal periode emas, dan berhenti setelah dua tahun,” ujar dr. Risa kepada Tribun Jatim Network (03//08/2025). 

Artinya, pemberian ASI kepada bayi pada periode emas memiliki urgensi tinggi guna tumbuh kembang anak.

Selanjutnya, dr. Risa menjelaskan bahwa keunggulan ASI terletak pada sifatnya yang "spesifik spesies". Hal ini berarti ASI manusia dirancang khusus untuk bayi manusia, berbeda dengan susu formula yang umumnya berasal dari unsur hewani. 

"Formula itu biasanya sapi kalau nggak kedelai itu. Jadi tentu kalau diberikan ke bayi manusia tidak spesifik spesies," jelas dr. Risa.

Sekalipun komposisi susu formula berusaha meniru kandungan nutrisi ASI seperti AA, DHA, Omega-3, dan Omega-6, mereka tidak dapat mereplikasi zat-zat yang mampu menumbuhkan saraf kecerdasan secara optimal, imbuhnya. 

Perbedaan biologis ini menjelaskan mengapa ASI tidak tergantikan dan menjadi pilihan utama untuk perkembangan bayi yang paling sempurna.