Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kesepian Kronis Dapat Picu Gangguan Kesehatan Mental Serius hingga Berisiko Kematian

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kondisi kesepian kronis bisa berdampak fatal hingga menyebabkan kematian. 

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/Dokumen Tiara Diah Sosialita
KESEPIAN - Dosen Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Tiara Diah Sosialita SPsi MPsi Psikolog, menegaskan, kesepian kronis yang berlangsung lama dan intens dapat memicu gangguan kesehatan mental serius. Bahkan bisa sebabkan kematian, Senin (4/8/2025). 

Poin Penting:

  • Dosen Unair Surabaya mengatakan, kesepian kronis dapat memicu gangguan kesehatan mental serius.
  • Kesepian kronis bahkan bisa sebabkan kematian.
  • Kesepian bukan sekadar tidak memiliki teman, tetapi lebih pada perasaan kehilangan koneksi sosial yang bermakna. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sulvi Sofiana

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Isu mengenai bahaya kesepian kembali mencuat ke publik setelah sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kondisi tersebut bisa berdampak fatal hingga menyebabkan kematian.

Dosen Psikologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Tiara Diah Sosialita SPsi MPsi Psikolog, menegaskan, kesepian kronis yang berlangsung lama dan intens dapat memicu gangguan kesehatan mental serius.

“Kesepian kronis yang dirasakan terus-menerus dan intens itu bisa berdampak pada banyak sekali risiko-risiko kesehatan mental, bahkan kematian. Ada studi yang menyimpulkan kalau kesepian itu punya dampak terhadap kesehatan yang setara dengan ketika seseorang merokok 15 batang sehari,” ujar Tiara, Senin (4/8/2025).

Menurutnya, dalam kajian psikologi, kesepian bukan sekadar tidak memiliki teman, tetapi lebih pada perasaan kehilangan koneksi sosial yang bermakna. 

Perasaan ini bisa muncul meski seseorang berada di tengah keramaian atau hidup bersama orang lain.

Baca juga: Nasib 3 Ibu Lansia yang Diserahkan Anak ke Panti Jompo, Terbaru Mbah Fatimah Nangis Nelangsa Dibuang

Tiara menjelaskan, meskipun tidak termasuk dalam klasifikasi gangguan psikologis dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), kesepian kerap menjadi gejala dari berbagai gangguan seperti stres, kecemasan, gangguan kepribadian, dan PTSD.

“Ketika kesepian kronis semakin intens akan muncul ide untuk mengakhiri hidup. Kalau secara klinis hal ini sering terjadi pada remaja dan lansia karena ada faktor risiko perkembangan, baik secara kognitif, emosi, dan sosial, yang memang rawan,” tambahnya.

Selain dampak psikologis, kesepian juga berdampak buruk pada kesehatan fisik. 

Tiara menyebut, kesepian kronis dapat memicu peningkatan tekanan darah dan menurunkan sistem imun. 

"Hal ini disebabkan oleh pola hidup tidak sehat yang kerap menyertai perasaan kesepian, seperti pola makan tak teratur, kurang tidur, dan jarang beraktivitas fisik," tegasnya.

Di tengah perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat, kesepian nyatanya belum dapat diatasi secara efektif.

Bahkan, penggunaan media sosial yang tidak tepat justru memperburuk kondisi tersebut.

“Media sosial itu bisa memperbaiki kondisi kesepian ketika memang digunakan secara tepat dan adaptif. Misal menggunakan fasilitas koneksi sosial, seperti komunitas yang dapat berbagi pengalaman atau sekadar curhat,” paparnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved