Nenek di Pamekasan Tinggal dengan Dua Anaknya yang Alami Gangguan Jiwa Luput dari Bantuan Pemerintah
Sidah, warga Dusun Beltok, Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura luput dari bantuan pemerintah
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Sidah, warga Dusun Beltok, Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura luput dari bantuan pemerintah.
Perempuan yang sudah renta ini, tinggal bersama dua anaknya yang mengalami gangguan jiwa.
Rumah nenek Sidah, berdinding bambu rajutan dan beratap genting tanah.
Baca juga: Polres Gresik Siang dan Malam Tertibkan Masyarakat untuk Terapkan Prokes
Di depan rumah Sidah, terdapat tumpukan kayu kering yang biasa ia pakai untuk memasak.
Salah satu warga setempat, Ishaq Muhamad, menulis sebuah postingan di beranda FB pribadinya.
Dalam narasi yang Ishaq Muhamad tulis, menceritakan sebuah kondisi rumah nenek Sidah yang tidak layak huni.
Tulisan itu, ia beri judul 'Surat Terbuka kepada Gubernur Jatim, dan Menteri Sosial'.
Ishaq Muhamad menceritakan, di dusun tempat ia tinggal, yaitu Dusun Beltok, Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura, terdapat satu keluarga yang terdiri dari satu perempuan yang sudah renta yang hidup bersama dua anaknya yang mengalami gangguan jiwa.
Perempuan renta itu bernama, Sidah.
Kata dia, keluarga ini tinggal di sebuah tempat yang sangat tidak layak disebut sebagai rumah.
Ia menyampaikan keluh kesahnya kepada Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Sosial, Tri Rismaharini atau Risma, bahwa keluarga nenek Sidah tidak terdaftar dalam Program Keluarga Harapan (PKH).
Selain itu, keluarga nenek Sidah, tidak dapat bantuah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) atau program bedah rumah, dan bantuan sosial lainnya.
"Padahal keterangan dewan, Dinsos pernah berkunjung ke tempat mereka (nenek Sidah). Hanya Kadesnya yang sampai saat ini belum. Entah tidak tahu atau memang tidak punya hati nurani, Wallahu A'lam," tulis Ishaq Muhamad melalui akun FBnya.
Ishaq berharap, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Sosial, Tri Rismaharini membaca surat terbuka yang ia tulis di FB pribadinya.
Harapannya, sudilah kiranya Gubernur Jatim, bisa mengutus staf di tempat Khofifah Indar Parawansa bekerja untuk sekadar berkunjung ke rumah nenek Sidah.
"Kalau membantu membangun rumah yang layak huni tidak bisa," tambahnya.
Menurut Ishaq, terkadang program bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak tepat sasaran.
Hal ini, kata dia terbukti, dengan tidak tercatatnya nama nenek Sidah yang tidak mendapatkan bantuan PKH.
"Malah yang dapat Perangkat Desa (Kasun)," tulisnya.
Bahkan, dalam postingan FB milik Ishaq Muhamad, juga memposting sejumlah foto yang menunjukkan kondisi rumah nenek Sidah.
Selain itu, ia juga memposting perihal data nenek Sidah yang tidak terdaftar sebagai penerima Bantuan Sosial Tunai (BST).
"Sedangkan nama Kepala Dusun adalah Sidik. Demikian surat terbuka saya buat Ibu Gubernur dan Ibu Mensos. Kurang dan lebihnya saya memohon maaf sebesar-besarnya," tutupnya.