Beriyta Arema FC
Sepak Bola Sempat Tak Masuk Prioritas Cabor Penerima Vaksin Covid-19, Begini Kata GM Arema FC
Terkait vaksin corona, General Manager Arema FC, Ruddy Widodo memberikan usulannya.
Penulis: Dya Ayu | Editor: Taufiqur Rohman
Reporter: Dya Ayu
Editor: Taufiqur Rochman
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mendata sebanyak 17 cabang olahraga (cabor) yang akan mendapat vaksin Covid-19 dari pemerintah.
Sayangnya dari 17 cabor yang diusulkan awal, cabor sepak bola tidak masuk dalam prioritas penerima vaksin Covid-19.
Baca juga: Isu Liga 1 2020 Dihentikan Sampai ke Sponsorship, Arema FC Siapkan Langkah Penuhi Utang Benefit
Baca juga: Dokter MotoGP Sebut Cedera Marc Marquez Sulit Sembuh, Ini Sebabnya
Kemudian Kemenpora mereview ulang, akhirnya menambah tiga cabor lagi, yakni sepak bola yang dalam hal ini vaksin untuk timnas Indonesia, basket dan atletik.
Padahal sebelumnya PT LIB dalam virtual meeting beberapa akhir pekan lalu mengaku sudah mengajukan permintaan sebanyak lima ribu paket vaksin yang akan dibagikan untuk klub Liga 1.
Terkait vaksin corona, General Manager Arema FC, Ruddy Widodo memberikan usulannya.
"Kalau tidak salah saya pernah baca, sekarang ini Menteri Kesehatan tengah berpikir untuk adanya vaksin secara mandiri. Kan banyak perusahaan-perusahaan besar di luar pemerintah. Ya aku setuju itu. Lebih baik vaksin mandiri," kata Ruddy Widodo, Selasa (19/1/2021).
Baca juga: Update Klasemen Liga Italia - AC Milan Menjauh dari Inter, Juventus Keluar dari 4 Besar
Baca juga: Bursa Transfer - Mesut Ozil Resmi Merapat ke Fenerbache, David Alaba Sepakat Gabung Real Madrid
"Lagipula PT LIB berani bayar juga kok. Makanya kayak PT LIB, perusahaan swasta yang besar-besar itu beri kesempatan join dengan departemen kesehatan untuk mendatangkan vaksin mandiri," tambahnya.
Menurut Ruddy, ini langkah tepat dibanding menunggu pemberian dari pemerintah yang belum tahu pasti kapan akan datang.
Apalagi upaya vaksin mandiri juga membantu percepatan pemerintah dalam memberikan vaksin Covid-19 untuk pemain, pelatih dan ofisial klub.
"Kalau nunggu pemerintah akan kelamaan. Jadi ini antisipasinya jika tidak di cover pemerintah. Lebih baik vaksin mandiri. Lagipula mending bayar untuk vaksin daripada swab berkali-kali. Itu juga membantu pemerintah mempercepat penyebaran vaksin," jelas pria asal Madiun itu.