Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Meski di Tengah Pandemi, Pengerajin Barongan Asal Kediri Mampu Jual Produk hingga Luar Negeri

Pandemi Covid-19 tak mengurangi pendapatan dari seorang pengerajin barongan asal Desa Panjer Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.

Penulis: Farid Mukarrom | Editor: Pipin Tri Anjani
SURYA/Farid Mukarrom
Sujali pengerajin barongan asal Plosoklaten Kabupaten Kediri saat ditemui di rumahnya. 

Reporter: Farid Mukarrom I Editor: Pipin Tri Anjani

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Pendapatan dari seorang pengerajin barongan asal Desa Panjer, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri tak berkurang meski di tengah pandemi Covid-19.

Sujali yang sudah lama menekuni bidang karya seni jaranan mengatakan dalam satu bulan ia mendapat pesanan 4 buah.

"Usaha ini sudah ada sejak 2008 atau hampir 12 tahun lebih. Selain itu saya juga Nerima pesanan penunjang pertunjukan kesenian jaranan atau kuda lumping seperti, pakaian barong, jaran kepang, celengan bahkan topeng ganongan," jelasnya Kamis (21/1/2021).

Untuk membuat semua kerajinan ini, Sujali mengambil kayu cangkring dari pohon yang ada di hutan tak jauh dari rumahnya.

Baca juga: Mengintip Rumah Vaksin di Gresik, Tempat Penyimpanan Vaksin Covid-19 Agar Terjaga

Baca juga: Hubungan Asli Deva Istri Kedua Syekh Ali Jaber & Umi Nadia, Momen Suami Wafat, Yusuf Mansur: Kumpul

"Saya menggunakan kayu cangkring karena kayu tersebut mempunyai beban yang ringan dan lebih mudah dibuat barongan," ucapnya.

Sementara itu untuk ukuran barongan yang dibuat adalah 22-24 centimeter. Kemudian untuk harga yang dipatok untuk sebuah barongan dan pakaiannya bekisar antara Rp. 3.800.000 - Rp. 4.000.000. 

"Kalau pesenannya ada dari Tulungagung, Gresik, Surabaya, Jember, Pasuruan dan Malang. Selain itu, tak jarang pesanan juga datang dari luar indonesia seperti dari Hongkong dan Malaysia," ungkapnya.

Tak hanya itu Sujali mengaku bahwa ia kewalahan menerima pesanan, bahkan sebagian ada yang ditolak karena keterbatasan tenaga pembuat barongan. 

"Saya ditemani istri sebagai penjahit baju barongan dan anak saya yang mendapat bagian untuk mengecat barongan, sedangkan saya yang melakukan pahatan. Sebenarnya pesanan sangat banyak namun dalam satu bulan saya hanya mampu menyelesaikan 4 buah barongan saja karena keterbatasan tenaga," kata Sujali.

Sementara itu Pemerintah Kabupaten Kediri sebelumnya juga mengsupport Sujali.

Melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Sujali kerap diikutkan dalam even kesenian pada tahun 2018.

"Terakhir mengikuti tari 1000 barong di Simpang Lima Gumul tahun 2018 dimana beliau kami dukung untuk ikuti even tersebut," ujar Yuli Marwantoko Kabid Sejarah dan Kebudayaan.

Baca juga: Meski Nikahi Ular, Mbak You Mengaku Kesepian Pengin Gandeng Cowok dan Belum Pernah Pacaran: Tua Gini

Baca juga: Aldi Taher Pede Sebut Dirinya Ustaz Lantaran Rajin Unggah Video Baca Quran: Kalau Punya Sosmed Rekam

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved