Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jelang Musim Hujan, Pemkot Kediri Lakukan Antisipasi Lonjakan Kasus DBD, Warga Diajak Aktif PSN

Pemkot Kediri memperkuat langkah antisipasi terhadap potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Penulis: Melia Luthfi Husnika | Editor: Dwi Prastika
Istimewa/TribunJatim.com/Dinkes Kota Kediri
RAKOR - Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kesehatan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) lintas sektor untuk pencegahan penyebaran DBD. Kegiatan ini berlangsung di salah satu hotel di Kota Kediri pada Kamis (18/9/2025), dan menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur serta Kejaksaan Negeri Kota Kediri. 

Poin Penting:

  • Pemkot Kediri memperkuat langkah antisipasi terhadap potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
  • Kecamatan Pesantren menjadi wilayah dengan kasus tertinggi.
  • Untuk menekan risiko penyebaran DBD, Dinas Kesehatan telah mengintensifkan berbagai langkah preventif.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Melia Luthfi

TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Menjelang musim penghujan, Pemerintah Kota Kediri memperkuat langkah antisipasi terhadap potensi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Hingga September 2025, tercatat 150 kasus DBD di Kota Kediri.

Kecamatan Pesantren menjadi wilayah dengan kasus tertinggi sebanyak 61 kasus, disusul Kecamatan Mojoroto 50 kasus, dan Kecamatan Kota 39 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, dr Fajri Mubasysyir, menyebut angka ini memang lebih rendah dibanding tahun 2024 yang sempat mencapai 256 kasus. 

"Tahun lalu menjadi puncak tertinggi karena musim penghujan berlangsung cukup panjang dan merata. Meski kini kasus menurun, potensi lonjakan tetap ada saat curah hujan meningkat," jelasnya, Jumat (19/9/2025).

Untuk menekan risiko penyebaran, Dinas Kesehatan telah mengintensifkan berbagai langkah preventif.

Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) diperkuat melalui kerja bakti di kelurahan setiap Minggu, serta kampanye Gerakan 3M Plus: menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali barang bekas. 

"Langkah sederhana ini sangat efektif bila dilakukan bersama-sama, karena fokusnya memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti," terang dr Fajri.

Selain upaya teknis, sinergi lintas sektor juga digalang untuk mendukung gerakan pencegahan.

Satu di antaranya dengan pelibatan sekolah, pondok pesantren, hingga tokoh agama dalam mengedukasi masyarakat.

"Kesehatan adalah tanggung jawab bersama. Semua pihak harus ikut aktif mengingatkan dan bergerak di lingkungannya masing-masing," terang dr Fajri.

Baca juga: Daftar 11 Wilayah Puncak Musim Hujan November-Desember 2025, Waspadai Penyebaran Nyamuk DBD

dr Fajri juga menekankan, masyarakat tidak boleh lengah meski angka kasus tahun ini menurun. 

"Pencegahan jauh lebih penting dibanding pengobatan. Kami mengajak masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, memantau genangan air, dan aktif melaporkan bila ada gejala DBD di sekitar mereka," tegasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved