Cerita Bos Pabrik Tahu Wongsorejo Pertahankan Karyawan di Tengah Pandemi, Kenang Masa Jatuh-Bangun
Cerita bos tahu di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi pertahankan karyawan di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: Haorrahman | Editor: Hefty Suud
Tahu Wongsorejo merupakan salah satu jenis tahu yang paling digemari di Banyuwangi.
Penamaan tahu, berasal dari tempatnya diproduksi yakni wilayah Kecamatan Wongsorejo.
Meskipun bentuknya sama dengan tahu pada umumnya namun banyak yang mengatakan jika tahu Wongsorejo lebih enak dan membuat ketagihan.
Tahu inilah yang diproduksi oleh pabrik tahu milik Ahmad Mahfud yang berada di Desa Alasbuluh, Kecamatan wongsorejo.
Waktu pun bergulir, sampai akhirnya usaha tahu miliknya terus berkembang.
Tahu produksinya makin digemari oleh konsumen. Memasuki 2009 usahanya berkembang pesat. Dalam satu hari pabrik tahu miliknya rata-rata memproduksi 8 kuintal tahu.
“Produksi tahu sejak itu sudah setiap hari, tanpa ada hari libur, dengan dibantu 26 pegawai. Tahu dijual per ember seberat 4,9 kg seharga Rp. 65 ribu untuk partai besar dan Rp. 70 ribu eceran. Selain di Banyuwangi, tahu juga saya kirim ke beberapa daerah seperti Malang, Surabaya dan Pasuruan,” ujarnya.
Sukses dengan tahu, Mahfud pun mengembangkan sayap bisnisnya. Sejak tahun 2008, Mahfud mulai beternak sapi satu ekor.
Saat ini, dia mampu mengembangkan usaha ternaknya hingga 500 ekor sapi dengan 12 karyawan. Penjualan sapi-sapinya itu sampai ke luar daerah. Seperti ke Bogor, Cibinong dan Depok.
“Usaha tahu bareng dengan sapi ini sebenarnya menguntungkan. Karena ampas (sisa) tahu kami jadikan pakan sapi. Proteinnya tinggi sekali, sapi saya terkenal sehat. Bahkan, ampas tahu kami sampai dari luar daerah,” katanya.
Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas terus mendukung warganya yang memiliki jiwa entrepreneurship.
Anas mengatakan jika kegigihan Ahmad Mahfud dalam merinstis usaha hingga berkembang dan sukses bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda di daerah.
“Keterbatasan jangan menjadi penghalang untuk mau bekerja dan berusaha. Contohnya Pak Mahfud, yang sepeda motor untuk berjualan saja harus sewa. Sekarang sudah sukses punya banyak usaha. Semangat pantang menyerah dalam kondisi apapun ini harus dimiliki oleh generasi muda,” pungkas Anas.