Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Stok Plasma Konvalesen di UTD PMI Lumajang Minim

Plasma konvalesen dipercaya bisa jadi terapi tambahan untuk mengobati pasien yang terpapar bergejala berat sampai kritis.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Yoni Iskandar
tony hermawan/Tribunjatim
Petugas UTD PMI Kabupaten Lumajang saat menunjukkan stok plasma konvalesen, Kamis (4/2/2021). 

Reporter : Tony Hermawan | Editor : Yoni Iskandar

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Plasma konvalesen dipercaya bisa jadi terapi tambahan untuk mengobati pasien yang terpapar bergejala berat sampai kritis.

Bahkan, pada pertengahan Januari 2021 lalu, Wakil Presiden Maaruf menunjukkan bahwa terapi plasma konvalesen efektif dan menjadi pilihan saat ini.

Namun masih tingginya kasus Covid-19 di Jawa Timur membuat stok plasma konvalesen langka. Termasuk di Kabupaten Lumajang persediaan stok plasma konvalesen minim.

Hal itu pun dibenarkan oleh Anis Munfaridah Manager Kualitas UTD PMI Kabupaten Lumajang.

"Kondisinya belum stabil kami sampai sekarang belum bisa memenuhi permintaan dari seluruh rumah sakit," kata Anis, Kamis (4/2/2021).

Meski demikian, Anis mengaku bersyukur karena belakangan ini pihaknya mampu memenuhi beberapa kebutuhan pasien Covid-19.

"Alhamdulillah yang kemarin ada sekitar 57 waiting list sekarang ada 32 jadi ada penurunan inden," ujarnya kepada TribunJatim.com.

Anis menjelaskan lebih merinci dari 32 pasien, 12 orang di antaranya adalah dari Lumajang. 20 orang lainnya adalah pasien dari luar daerah.

Digebuk Brighton, Liverpool Ulangi Sejarah Kelam 37 Tahun Silam, Berikut 3 Catatan Buruk The Reds

Hukum Rokok Menurut Gus Baha, Untuk Sampeyan Halal Mbah

Warga Jatim Kirim Bantuan Zakat Senilai Rp 300 Juta ke Korban Banjir Kalsel dan Sulbar

"Jadi memang kami tidak hanya memenuhi permintaan rumah sakit rujukan yang ada di Lumajang. Tapi juga dari Malang, Probolinggo, Jember. Bahkan waktu stok kami masih aman kami pernah kirim sampai ke Palembang, DKI Jakarta, Semarang, dan Bali," bebernya.

Keterbatasan stok ini, diakui Anis, pihaknya kurang melakukan sosialisasi mengajak penyitas Covid-19 mendonorkan plasma konvalesen. Sebab selama ini pihaknya hanya melakukan sosialisasi melalui radio dan rumah sakit rujukan.

"Malahan kami lebih banyak dapat pendonor dari luar Lumajang, misalnya Probolinggo," katanya kepada TribunJatim.com.

Mengatasi hal itu pihaknya ke depan, berencana akan melakukan kerja sama dengan puskesmas dan tingkat kecamatan agar ajakan mendonorkan plasma konvalesen lebih tepat sasaran.

Di sisi lain Anis menjelaskan bahwa tidak semua penyitas Covid-19 bisa melakukan donor plasma konvalesen. Ada kriteria dan tahapan bagi pendonor untuk bisa lolos screening.

Di antaranya batas usia 17-60 tahun, swab terakhir harus negatif, donor dilakukan setelah 14 hari terhitung dari swab negatif terakhir, berat badan minimal 55 kg, tidak pernah menerima transfusi darah, tidak mempunyai penyakit komorbid, dan diutamakan laki-laki. Jika pun perempuan syarat utamanya belum pernah melahirkan.

Tak sebatas itu, tahap petama pendonor akan diambil sampel darahnya untuk di-screening selama satu hari. Bila lolos screening maka donor plasma dapat dilakukan di hari berikutnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved