Virus Corona
dr Tirta Kritik Jam Malam Selama PPKM Tidak Efektif: Virus Corona Keluarnya Bukan Malam Hari
dr Tirta mengkritik jam malam selama PPKM tidak efektif. Menurutnya virus Corona itu keluarnya bukan malam. Tapi 24 jam.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Hefty Suud
Reporter: Willy Abraham | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Dokter Tirta Mandhira Hudhi atau dr Tirta mengkritik pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Terutama, dirinya menyorot soal jam malam selama PPKM.
Menurutnya jam malam tidak efektif, karena virus Corona ( Covid-19 ) bukan keluar malam hari.
• Forkopimda Jatim Gelar Rakor Evaluasi PPKM, Perpajangan Tetap Pusat yang Menentukan
• Sedang Naik Daun, Penjual Nasi Goreng Viral di Tulungagung Selalu Ditunggu Umpatannya oleh Pembeli
"Saya paling tidak setuju kalau ada jam malam, karena virus Corona itu keluarnya bukan malam. Tapi 24 jam," ucapnya usai menyapa pasien positif Covid-19 di Stadion Gelora Joko Samudro, Kamis (4/2/2021).
Jam malam itu, lanjut Tirta, membuat warga di dusun akan menganggap Covid-19 itu keluar saat malam hari.
Beda pemahaman itu membuatnya tidak setuju adanya jam malam dalam PPKM.
Mengingat hal itu kurang efektif. Lebih baik, kata dr Tirta, PPKM itu dikembalikan ke kepala daerah, karena yang menguasai daerah hingga tingkat kecamatan.
PPKM lebih efektif diterapkan di titik kerumunan.
• Curah Hujan Tinggi, Pemkab Malang Berencana Usulkan Penambahan Embung
• Kecelakaan Maut di Tuban, Pengendara Vixion Tewas Seusai Adu Banteng dengan NMax
"PPKM lebih efektif jika tidak menyasar global se-Kabupaten tapi menyasar tiga tempat, perkampungan, pasar dan tempat transportasi umum seperti terminal, bandara, stasiun, pelabuhan. Karena puncak kerumunannya disitu," terang Tirta.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Gresik drg Saifudin Ghozali yang ikut mendampingi mengatakan, saat ini di Gejos tinggal menyisakan 45 pasien.
"Sebelum PPKM yang jumlahnya mencapai 110 pasien di Gejos. Kita tahu saat ini terjadi penurunan," pungkasnya.
Kedatangan dr Tirta di pondok rehabilitasi dan observasi Stadion Gelora Joko Samudro ini untuk melihat penanganan Covid-19.
Dokter berpenampilan nyentrik ini menyapa pasien positif Covid-19 di tribun utama di balik pagar.
Dokter yang memiliki 2,1 juta pengikut di instagram ini juga mengunjungi Puskesmas Alun-alun yang menjadi tempat pemberian vaksinasi.