Toko Kelontong Jadi Tumpuan Ekonomi, Pemkot Surabaya Lakukan Sejumlah Pendampingan
Toko kelontong saat ini dianggap menjadi di antara tumpuan perputaran ekonomi di Kota Surabaya.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Januar
Reporter : Yusron Naufal Putra | Editor: Januar AS
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Toko kelontong saat ini dianggap menjadi di antara tumpuan perputaran ekonomi di Kota Surabaya.
Apalagi, ditengah situasi seperti ini, toko kelontong berpengaruh besar pada sektor ekonomi warga, lantaran perputaran uang yang relatif lebih cepat.
Pemkot menyadari itu, beberapa Dinas di lingkungan Pemkot Surabaya melakukan sejumlah upaya pendampingan. Yaitu, melalui koperasi toko kelontong yang pendampingannya terus ditingkatkan.
"Harapannya, memberdayakan toko kelontong semakin berdaya," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati saat dikonfirmasi, Sabtu (6/2/2021).
• Tiga Hari Hilang Petani Tuban Tak Ditemukan, Basarnas Siaga di Bengawan Solo
Sedikitnya, sudah ada 885 koperasi toko kelontong yang diberikan pendampingan. Koperasi toko kelontong ini berada di Kecamatan. Dua OPD sekaligus terlibat dalam upaya pendampingan itu.
Yakni, Dinas Koperasi memberikan intervensi lewat pembentukan koperasi tersebut. Sedangkan, Disdag membantu untuk menghubungkan ke para distributor.
Menurut Wiwiek, dari langkah menghubungkan ke distributor itulah, toko kelontong bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Misalnya, beras, gula dan komoditi pokok lain.
Dinas Perdagangan memberikan informasi terkait distributor yang menjual komoditi murah kepada pemilik unit usaha, Disdag punya aplikasi E-Discont.
Kepala Bidang Distribusi, Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Trio Wahyu Bowo mengatakan, pemilik koperasi toko kelontong itu diberikan data informasi dari aplikasi tersebut.
"Yang menjual komoditi dengan harga murah," katanya.
Sejumlah pendampingan lain, Disdag juga mengadakan pertemuan untuk evaluasi perkembangan unit usaha. Hal itu dilakukan secara berkala sebagai pemantauan.
Pendampingan itu sudah berjalan sejauh ini. Bahkan, sejak beberapa tahun lalu pendampingan sudah dilakukan pada toko kelontong.
Titik Windarti, misalnya, pemilik toko di kawasan Karang Pilang yang fokus pada penjualan kerupuk puli ini mengaku produksinya terus mengalami peningkatan.
Saat ini, produksi dalam sehari bisa mencapai 10 kilogram. "Sebelum ada pendampingan itu hanya 3 kilogram," kata dia.