Ngaji Gus Baha
Kesan Sombong Pada Gus Baha, Ternyata Tujuannya ini
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha' yang lahir di Sarang 15 Maret 1970,Rembang,Jawa Tengah ini adalah salah satu ulama NU
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
Penulis : Yoni Iskandar | Editor : Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha' yang lahir di Sarang 15 Maret 1970 , Rembang, Jawa Tengah ini adalah salah satu ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang pengajiannya sering viral dan menjadi trending di Youtube.
Gus Baha yang juga murid kesayangan KH. Maimun Zuber atau Mbah Moen ini, dikenal sebagai kiai yang nyentrik dan punya ciri khas dalam menyampaikan ajaran-ajaran agama .
Kejernihan dan kedalamannya dalam memahami agama menjadikan Gus Baha mampu menyederhanakan persoalan agama yang rumit dengan logika-logika sederhana, yang tentu saja mudah dipahami masyarakat tanpa mengurangi inti ajaran agama tersebut.
Bahkan ketika baru pertama kali mengikuti pengajian Gus Baha pasti akan timbul kesan, begitu sombong dan angkunganya Gus Baha.
Sebab pada setiap pengajian seringkali, nada dan kata-katanya yang membikin kita terhenyak.
• Gus Baha Bercita-cita Setiap Masjid Ada Warkop, Ini Alasannya
• Innalilahi Wainna Ilaihi Rojiun, Martono Mantan Ketua Golkar Jatim dan Dosen Ubaya Meninggal Dunia
• BREAKING NEWS: Tanah Longsor di Nganjuk, 20 Orang Hilang, 14 Warga Dirawat di Puskesmas Ngetos
Misalnya Gus Baha sering menggunakan kata-kata :
"Aku iku ulama,".
"Sakjane maqomku iku wes duwur, tapi berhubung aku dipasrahi santri koyo sampean, aku mudun maneh menggoblokkan diri";
"Aku iku apal Qur'an dan ribuan hadis, kok bok saingi Arba'in, kalau ngajak debat iku mbok ya seimbang!".
"Aku iku kadang yo heran, uwong kok gobloke ngono,".
"Aku setengah (hampir) hapal ihya' loo, kataman bolak-balik, nek gak percoyo ayo tak tes, nek koe kan melu khataman tapi gak tau ngaji khatam,".
"Saya berharap diundang cukup sekali ini saja, jangan diundang lagi, sebab mencintai ulama' itu baik, tapi mengatur ulama' itu dosa,".
Bahkan Gus Baha saat hadir di Kantor PBNU, ia tak segan melontarkan kalimat yang me,mbikin muhibboin maupun pengurus PBNU terhenyak.
"Jika PBNU niatnya mengangkat saya (sebagai Rois Syuriah) itu sebab iqror bahwa orang (saya) yang sudah manfaat itu di angkat, maka saya terima. Tapi kalau merasa mengangkat (ketenaran) saya, tak lawan di pengadilan, tak lawan sampai akhirat,".