Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dihantam Pandemi, Pengerajin Wayang Kulit Tradisional Plosklaten Kediri Tetap Kebanjiran Pesanan

Mbah Subroto pengerajin wayang kulit yang berusia 78 tahun masih tampak sehat dan kuat tekuni profesi sebagai wayang kulit tradisional

Penulis: Farid Mukarrom | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Farid Mukarrom
Mbah Broto pengrajin wayang kulit tradisional di Kediri 

Sebelum masa pandemi, Mbah Broto bisa menjual hingga 50 lembar wayang kulit dengan berbagai ukuran. Dengan harga paling murah 400.000 dan termahal itu ada 3000.000. 

"Sekarang saya jual 300.000 per wayang. Sedangkan yang paling mahal harganya mencapai 2.500.000 per wayang, biar orang mau beli," ujar Mbah Broto.

Dengan turunnya harga, banyak pelanggan yang menganggap ini sebagai aji mumpung. Mereka buru-buru memesan sebelum harganya naik lagi. Contohnya saja seorang dalang asal Kota Blitar yang langsung memesan 125 wayang kulit untuk menggantikan wayangnya yang lama. 

“Mumpung harganya sedang turun, para dalang dan seniman akhirnya banyak yang pesan. Jika dihitung-hitung, pendapatan saya bisa Rp 10 juta per bulan selama masa pandemi,” katanya.

Selain itu menurut Mbah Broto bahwa sebelumnya Bupati Kediri Haryanti Sutrisno pernah kunjungi dirinya untuk beli wayang kulit.

"Tahun 2019 kemarin waktu ada kunjungan ke Pabrik Tahu. Bu Bupati datang dan pesan wayang saya," tuturnya.

Sementara itu Mbah Broto menyampaikan pesan kepada para pemuda saat ini, terutama pada generasi milenial untuk tidak lupa tentang sejarah. 

"Saya berharap generasi muda jangan sampai melupakan seni wayang kulit ini karena sudah menjadi peninggalan jaman kuno dan sangat perlu dilestarikan," ajaknya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved