Dendam Hati Ibu Putrinya Jelang Nikah Dibunuh Oknum Polisi 'Nyawa Balas Nyawa', Korban Lain Parah
Ada dendam membara di hati seorang ibu dimana putrinya menjadi korban pembunuhan keji seorang oknum polisi, tak hanya satu gadis saja, tapi dua.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Penulis: Ignatia Andra Xaverya | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Teramat dendam hati ibu putrinya jelang nikah dibunuh oknum polisi berpangkat Aiptu di Polres Belawan.
Kembali lagi citra korps Bhayangkara tercoreng akibat perilaku anggota polisi.
Ada polisi yang bahkan tega membunuh dua gadis tanpa alasan yang jelas.
Peristiwa mengerikan itu belakangan terjadi di Medan, Sumatera Utara.
Baca juga: Kepiluan Pacar Asli Nissa Sabyan, Sahabat Kuak Sosoknya, Kini Ramai Skandal Ayus Hoax: Nissa Jujur
Awalnya seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunMedan.com, kedua gadis korban pembunuhan berantai oknum polisi ini jasadnya ditemukan di pinggir jalan.
Penemu jasad melihat ada wanita yang tergeletak dengan posisi tak bernyawa.
Dua orang jasad wanita itu ditemukan di lokasi yang berbeda.

Keduanya diketahui adalah teman dekat dan bepergian bersama sebelumnya.
Jenazah Rizka Fitria pertama kali ditemukan supir truk pada Senin (22/2/2021) sekira pukul 01.30 WIB di Jalinsum Kecamatan Perbaungan, Serdangbedagai dengan mengenakan kemeja hitam.
Sementara Jenazah Aprilia Cinta ditemukan di Kelurahan Pulo Brayan Kota, Medan Barat, Senin (22/2/2021) pagi dengan pakaian loreng-loreng cokelat.
Tidak butuh waktu lama, kepolisian pun berhasil menangkap pelakunya.
Sungguh tak ada yang menyangka ternyata Aipda Roni Syahputra sosok yang diketahui dalang dari aksi keji tersebut.
Oknum polisi pembunuh berantai ini pun ditangkap dan menjelaskan motifnya.
Ternyata, sia-sia kejelasan motif pembunuhan yang ia lakukan kepada Aprilia dan Riska.
Baca juga: Kasus Brutal Bripka CS Belum Kelar, Ada Lagi Oknum Polisi Acungkan Senpi Warga Takut, Motif: Cinta?
Kedua korban yang masih belia tersebut dibuang di dua tempat yang berbeda yaitu di Serdangbedagai dan Kota Medan.
"Kemudian pelaku membuang mayatnya di dua tempat. Si PHL (Riska Fitria) dibuangnya di sekitar Kabupaten Serdangbedagai, sementara temannya di sekitar Kelurahan Pulo Brayan,” kata MP Nainggolan.
Ia menambahkan, ada hubungan antara pelaku dengan korban Riska Fitria yang bekerja sebagai Pekerja Harian Lepas di Polres Belawan.
"Sakit hati, hanya sakit hati karena si korban itu pegawai harian lepas di Polres Belawan bukan hubungan cinta, mungkin adalah masalahnya," katanya.
Ia membeberkan saat diperiksa pelaku menyebutkan motif membunuh karena sakit hati.
"Waktu ditanya polisi dia jawab karena sakit hati, kan dia yang tahu," jelasnya.
Baca juga: Gus Baha Tanggapi Wacana Gelar Pahlawan Nasional Untuk KH Maimoen Zubair

Kini, pihak keluarga yang paling merasakan sakit hati atas perlakuan oknum polisi itu.
Ayah dan ibu masing-masing gadis belia tersebut mengungkapkan rasa sakit dan pilunya mengetahui fakta nyawa anak telah tiada.
Ada kisah berbeda dari dua gadis belia dibunuh oknum polisi pembunuh berantai itu.
Misalnya saja Riska Fitria (21) dimana sang ibu menegaskan bahwa nyawa harus dibalas nyawa, dendam kepada Aipda Roni Syahputra.
Ani Kusmirawan (44), ibu korban Riska tak menyangka anaknya tewas di tangan seorang oknum polisi
Baca juga: Polisi Cekik 2 Gadis Sekaligus sampai Tewas, Korban sempat Minta Tolong, Ada Luka di Bagian Intimnya
"Ya Allah, terkabul doa kita," ujar ibu korban saat ditemui Tribun-Medan.com di kediamannya.
Ani mengaku mendapat info dari berita online soal sosok pelaku yang ternyata seorang oknum polisi.
"Kami tidak menyangka, pelakunya itu oknum polisi. Saya sudah bisa makan, sudah tenang anak saya di sana," ujar Ani yang menangis tersedu-sedu.
Ani kini hanya ingin pelaku diberikan vonis hukuman mati.
"Kalau mau saya ya, nyawa balas nyawa, hukum seberat-beratnya. Sekali dua nyawa hilang dibuatnya," harap Ani.
Pelaku diketahui melakukan pembunuhan karena didorong motif sakit hati.
Baca juga: Tersangka Pembunuh Ibu Kandung Berkilah Ada Sosok Gaib yang Menarik Tubuh Ibunya

Ayah korban RF, Alan Sutopo (50) sempat mengira putrinya bakal aman karena bekerja di institusi Polri.
RF semasa hidupnya bekerja di Polres Pelabuhan Belawan.
Tempat kerja RF diketahui juga menjadi tempat pelaku berdinas.
Korban bekerja sebagai pegawai harian lepas atau honorer di Polres Pelabuhan Belawan.
Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Polisi Cekik 2 Gadis Sekaligus hingga Kasus Brutal Bripka CS Belum Kelar
Awalnya ia kerja praktik di sana (Polres Pelabuhan Belawan). Namun, setelah tamat, ia diminta bantu-bantu di Polres sebagai tenaga honor," ujar Alan, Kamis (25/2/2021).
Alan bercerita, anaknya sempat berhenti bekerja di Polres Pelabuhan Belawan namun kembali dipanggil oleh pihak Polres.
"Sempat berhenti. Namun lima bulan terakhir ia kerja di sana lagi. Kami sudah percaya karena anak kami bekerja di polres Belawan. Karena kami anggap lingkungan aman," ungkapnya.
Ia tak mengira anaknya yang ditemukan dalam kondisi tewas ternyata dibunuh oleh seorang oknum polisi.
"Apa salah anak kami. Anak kami ini baik orangnya. Ia tidak pernah berbuat masalah," sebutnya.
Di sisi lain, Ani Kusmirawan (44) selaku ibu korban RF ingin pelaku dijatuhi vonis hukuman mati.
Ani mengaku mendapat info dari berita online soal sosok pelaku yang ternyata seorang oknum polisi.
"Kami tidak menyangka, pelakunya itu oknum polisi. Saya sudah bisa makan, sudah tenang anak saya di sana," ujar Ani yang menangis tersedu-sedu.
Ani kini hanya ingin pelaku diberikan vonis hukuman mati.
"Kalau mau saya ya, nyawa balas nyawa, hukum seberat-beratnya. Sekali dua nyawa hilang dibuatnya," harap Ani.
Baca juga: Jengkel Lihat Istri Rebutan Ponsel dengan Anak, Si Suami Pilih Curi HP, Nasib Kini Dikuak Polisi