Inilah 8 Nasehat KH Maimoen Zubair
KH Maimoen Zubair diusulkan menjadi pahlawan nasional. Ulama yang lahir tepat pada Sumpah Pemuda itu dipandang layak menyandang gelar tersebut menging
Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
Penulis : Yoni Iskandar | Editor : Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - KH Maimoen Zubair diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Ulama yang lahir tepat pada Sumpah Pemuda itu dipandang layak menyandang gelar tersebut mengingat kontribusinya dalam merekatkan bangsa Indonesia ini sangat besar.
Almarhum KH Maimoen Zubair yang lahir pada 28 Oktober 1928 punya banyak kontribusi terhadap bangsa Indonesia.
Semasa mudanya putra dari Kiai Zubair Dahlan itu juga turut serta bergerilya dalam mengusir penjajah.
Mbah Moen, begitu akrab disapa, tak hanya dikenal sebagai ulama yang mumpuni dalam berbagai disiplin ilmu. Ia juga seorang politisi yang sangat disegani, yakni sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Rembang selama tujuh tahun pada 1971-1978. Kemudian, diangkat menjadi anggota MPR RI sekitar 1987-1999.
KH Maimoen Zubair meninggal pada 6 Agustus 2019 di Makkah, Arab Saudi, pada usia 90 tahun saat sedang menunaikan ibadah haji. KH Maimoen Zubair di makamkan di pemakaman Ma’la, area peristirahatan terakhir beberapa sahabat dan keluarga Nabi.
Baca juga: Gus Baha Tanggapi Wacana Gelar Pahlawan Nasional Untuk KH Maimoen Zubair
Baca juga: Ini Pesan Orang Tua Gus Baha Kepadanya, Gus Baha Pegang Pesan itu Sampai Sekarang
Baca juga: Babak Baru Dualisme Pengelola Masjid Sunan Ampel, Perkara Pidana Jalan, Kini Gugat Perdata
Inilah 8 Nasehat Syaikhul Masyayikh KH. Maimoen Zubair :
1. Ora kabeh wong pinter kuwi bener (Tidak semua orang pintar itu benar).
2. Ora kabeh wong bener kuwi pinter (Tidak semua orang benar itu pintar).
3. Akeh wong pinter ning ora bener (Banyak orang yang pintar tapi tidak benar).
4. Lan akeh wong bener senajan ora pinter (Dan banyak orang benar meskipun tidak pintar).
5. Nanging tinimbang dadi wong pinter ning ora bener, Luwih becik dadi wong bener senajan ora pinter (Daripada jadi orang pintar tapi tidak benar, lebih baik jadi orang benar meskipun tidak pintar).
6. Ono sing luwih prayoga yoiku dadi wong pinter sing tansah tumindak bener (Ada yang lebih bijak, yaitu jadi orang pintar yang senantiasa berbuat benar).
7. Minterno wong bener..kuwi luwih gampang tinimbang mbenerake wong pinter (Memintarkan orang yang benar .. itu lebih mudah daripada membenarkan orang yang pintar).
8. Mbenerake wong pinter..kuwi mbutuhke beninge ati, lan jembare dhodho (Membenarkan -membuat benar- orang yang pintar itu membutuhkan beningnya hati, dan lapangnya dada).