Miris, Pemuda Mantan Guru Ngaji Bacok Polisi, Gabung Geng Motor Jadi Sering Mabuk dan Brutal
Balada pemuda mantan guru ngaji berani bacok polisi, akibat gabung geng motor jadi sering mabuk-mabukan dan beraksi brutal.
Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
Mereka biasa menantang geng motor lain dengan berduel memakai kekerasan.
Hal itu dilakukan agar geng tersebut mendapat pengakuan sebagai geng motor terhebat.
Sebelum beraksi, para anggota geng tersebut terbiasa meminum-minuman keras sehingga muncul keberanian saat berduel dengan lawan.
"Bahkan sangking niatnya berduel, kelompok ini membeli senjata tajam di pengrajin di Senen dengan harga Rp350 ribu," terang Iver.
Senjata tersebut yang kemudian akhirnya dijadikan alat untuk membacok salah satu anggota polisi Aiptu Dwi Handoko.
Kata Iver, tidak ada syarat khusus untuk masuk geng motor tersebut.
Terpenting anggota harus memiliki keberanian dalam bertarung, utamanya menggunakan kekerasan.
Bukan kali ini saja mereka menggunakan kekerasan dalam setiap duel.
Sebelumnya, kelompok tersebut juga pernah tawuran dengan senjata tajam di Penjaringan, Jakarta Utara.
Bahkan aksi kekerasan tersebut dilakukan sepekan sebelum pembacokan terhadap aparat polisi.
Oleh karena itu, pihak Polsek Metro Menteng menjamin akan memburu 35 sampai 40 anggota geng motor yang meresahkan tersebut.
"Maka dari itu ini menjadi perhatian dan fokus kami."
"Untuk menghindari terjadinya kekerasan yang dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar baik korban jiwa, luka, maupun konflik di masyarakat," jelas Iver.
Sementara itu, pelaku R mengaku menyesal telah membacok aparat polisi.
Ia mengaku baru bergabung dengan geng tersebut sejak Januari 2021 lalu.