Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

LaNyalla, Ketua DPD RI Ingatkan Pemerintah Antisipasi Survei UNICEF Soal Kemiskina, Imbas Covid-19

Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengingatkan pemerintah mengenai dampak kemiskinan anak imbas pandemi Covid-19.

Penulis: Yoni Iskandar | Editor: Yoni Iskandar
dokumen Humas DPD RI
Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat ziarah ke makam kerabatnya 

Penulis Yoni Iskandar | Editor : Yoni Iskandar

TRIBUNJATIM.COM, JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengingatkan pemerintah mengenai dampak kemiskinan anak imbas pandemi Covid-19.

Mantan Ketua Umum PSSI itu meminta kepada pemerintah untuk mengantisipasi hal tersebut, mengingat berdasarkan penelitian sejumlah lembaga termasuk UNICEF diprediksi sekitar 2 juta anak Indonesia terancam miskin akibat pandemi Covid-19.

"Goyahnya ekonomi keluarga akan memicu meningkatnya eksploitasi anak untuk bekerja dan putus sekolah. Ini akan membahayakan dan dapat menyebabkan lost generation," papar LaNyalla dalam keterangan resminya, Sabtu (6/3/2021).

Mantan Ketua Umum Kadin itu menyebut, rata-rata masyarakat kelas bawah tidak memiliki tabungan jangka panjang.

"Sehingga kerentanan ketahanan keluarga dan rapuhnya bangunan ekonomi mengancam setiap saat," ujarnya.

Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu meminta pemerintah untuk menyiapkan strategi dengan kemungkinan dua juta anak miskin yang akan menjadi beban negara jika tidak disiapkan antisipasi dari sekarang.

"Saat ini saja sudah banyak anak-anak yang putus sekolah, menikah muda karena faktor ekonomi, serta maraknya anak-anak yang harus turun ke jalanan mengais rejeki. Hal ini harus segera ditangani," pinta Senator Dapil Jawa Timur itu kepada TribunJatim.com.

Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang cukup besar bagi perekonomian masyarakat. Bahkan, kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut di tahun ini, seiring masih adanya pandemi yang melanda global.

Demikian hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga seperti UNDP, Unicef, Australia-Indonesia Partnership for Economic Development (Prospera) dan SMERU Indonesia, yang didukung oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Baca juga: Besar Sesal Keluarga Ayus Kehilangan Ririe Fairus, 1 Doa Buat Nissa Selamanya Menghantui: Tulus

Baca juga: Gus Baha Didatangi Malaikat Izrail Malaikat Pencabut Nyawa, Tapi Ndak Jadi Meninggal

Baca juga: Penggal Sang Putri, Ayah Lalu Tenteng Kepala Anak Gadisnya Diarak di Jalanan Demi Kehormatan

Survei melibatkan lebih dari 12.216 keluarga di 34 provinsi dan 247 kabupaten selama periode Oktober-Desember 2020.

Ekonomi yang menghantam rumah tangga selama Covid-19 juga berdampak terhadap anak.

Berdasarkan survei disebut akan ada 2 juta lebih anak masuk jurang kemiskinan, jika bantuan sosial (bansos) dihentikan tahun ini.

Tentunya kemiskinan anak dapat meningkat.

Unicef sudah memperkirakan lebih dari 2 juta anak di Indonesia akan jatuh ke kemiskinan jika bantuan sosial terhadap rumah tangga dihentikan pada tahun 2021.

Tak hanya itu, hasil survei juga menunjukkan selama Covid-19 pekerja anak meningkat. Mereka juga kehilangan kemampuan belajar selama di rumah karena kesulitan untuk mengakses sekolah online.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved