Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Harga Cabai Rawit di Mojokerto Tembus Rp 120 Ribu per Kilo, Bulog Turun Tangan Carikan Supplier

Harga cabai rawit di Kabupaten Mojokerto tembus Rp 120 ribu per kilogram. Perum Bulog Surabaya Selatan turun tangan carikan suplier.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Hefty Suud
SURYA/MOHAMMAD ROMADONI
Lahan pertanian cabai rawit di Desa Cinandang, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. 

Namun hingga saat ini pihaknya belum mendapat supplier cabai di daerah lain yang bersedia menjual cabai dibawah harga pasar. 

"Sudah saya komunikasikan dengan kantor Bulog Cabang di sana namun belum mendapat informasi terkait supplier cabai di wilayah barat," terangnya.

Dia menuturkan perlu kerjasama dengan dinas terkait seperti dari Disperta dan Disperindag, Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto dalam penanganan penstabilan harga cabai di pasaran.

Sehingga dapat diketahui penyebab kendala suply yang mengakibatkan berkurangnya ketersediaan komoditas cabai di pasaran.

Apalagi, faktor harga cabai mahal karena dipengaruhi penurunan hasil panen petani yang disebabkan cuaca hujan sehingga memperlambat proses pembuahan dan ditambah serangan hama serta penyusunan tanaman cabai.

"Ketika suply cabai terganggu faktor apa yang menyebabkan sehingga sinergi dengan instansi sehingga kami Bulog sifatnya membantu Pemerintah Daerah mendapatkan suply cabai dari luar daerah,"  ujarnya.

Ia menyakini rencana mendatangkan suply cabai dari luar daerah yang jauh lebih murah itu tidak akan berdampak signifikan terhadap keberlangsungan petani cabai lokal di Mojokerto. 

Pihaknya masih melakukan koordinasi bersama Disperindag dan pedagang cabai di tingkat pasar untuk mengantisipasi gejolak yang berpotensi timbul jika digerojok suply cabai dari luar daerah.

"Spekulasi permintaan tinggi sedangkan suply rendah otomatis harga naik tapi jika ada dorongan suply (Cabai, Red) dari luar daerah bisa mempengaruhi dan menstabilkan harga cabai di pasaran," bebernya.

Sebagian kecil pasokan cabai rawit dipasok dari petani lokal di pasaran Mojokerto. Selebihnya, cabai rawit  dipasok dari luar daerah yaitu meliputi Blitar dan paling banyak dari Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.

Namun yang menjadi pertanyaan, hasil panen cabai dari petani lokal di Kecamatan Dawarblandong justru dijual ke wilayah Bali dan Solo. 

"Kenapa orang solo dan Bali ke sini, karena suply di sana terganggu akhirnya mereka mengambil disini akhirnya turut mempengaruhi harga cabai disini," ucap Ranato.

Ditambahkannya, salah satu faktor penyebab kenaikan harga cabai rawit di Mojokerto juga dipengaruhi adanya permintaan yang signifikan dari luar daerah.

"Dipastikan Suply ada di pasaran namun harganya tinggi kenapa yang dimungkinkan ada permintaan dari luar daerah yang tinggi, akhirnya tengkulak memboyong cabai dari Mojokerto ke daerah lain," pungkasnya.

Tingginya harga cabai rawit di pasaran saat ini cukup kecil dapat memicu inflasi yang mempengaruhi terhadap daya beli masyarakat.

"Kontribusi cabai kecil mempengaruhi inflasi  namun efeknya dapat mempengaruhi daya beli," tandasnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved