Limbah Sampah Medis Naik Selama Pandemi Covid-19, RSUD Dr Harjono Ponorogo Kelola 250 Kg Perhari
Produksi limbah medis RSUD Dr Harjono meningkat lebih kurang 20 persen dalam masa Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan setahun ini
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Januar
Reporter: Sofyan Arif Candra | Editor: Januar AS
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Produksi limbah medis RSUD Dr Harjono meningkat lebih kurang 20 persen dalam masa Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan setahun ini.
Kepala Instalasi Penyehatan Lingkungan RSUD Dr Harjono Ponorogo, Fathul Aman menyebutkan sebelum Pandemi dulu perharinya limbah RSUD Dr Harjono mencapai 180 Kg.
"Sedangkan pada masa Pandemi Covid-19, limbah medis kita naik menjadi 200 Kg perhari," kata Fathul, Selasa (16/3/2021).
Baca juga: Cabai Kering Jadi Alternatif di Surabaya, Disdag Target Harga Rawit Normal Sebelum Ramadan
Tak cukup sampai situ, RSUD Dr Harjono juga harus menanggung pengelolaan limbah medis dari Shelter Penanganan Covid-19 di Jalan Trunojoyo seberat 50 Kg perhari.
Dengan kata lain, RSUD Dr Harjono Ponorogo mengelola 250 Kg limbah medis perharinya.
"Kalau limbah medis yang umum sebelum pandemi ada jarum suntik, perban, dan lainnya," ucap Fathul.
"Sedangkan sesudah ada pandemi ini pertambahan paling banyak yaitu APD, baju hazmat dan peralatan yang berkaitan dengan pasien Covid-19 termasuk sisa makanan juga," lanjutnya.
RSUD Dr Harjono sendiri memang telah memiliki izin pengelolaan limbah medis baik kering maupun basah.
Untuk limbah medis basah, RSUD Dr Harjono Ponorogo telah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Sedangkan sampah medis yang kering dibakar di incenerator dengan suhu 1.200 derajat Celcius.
"Kita kerjasama dengan pihak ketiga, abu dari pembakaran itu kita kirimkan ke PPLI Bogor," lanjutnya.
RSUD Dr Harjono punya batas waktu hingga 180 hari penyimpanan, sebelum abu tersebut dikirim ke PPLI Bogor.