Kembangkan Batik Ecoprint, Wabup Ponorogo Lisdyarita: Pangsanya Hingga Eropa dan Ramah Lingkungan
Demi mendorong bertumbuhnya perekonomian di tengah Pandemi Covid-19, Pemkab Ponorogo memperbanyak jenis produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Ndaru Wijayanto
Reporter: Sofyan Arif Candra I Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Demi mendorong bertumbuhnya perekonomian di tengah Pandemi Covid-19, Pemkab Ponorogo memperbanyak jenis produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Yang terbaru, Pemkab Ponorogo mulai memproduksi batik ecoprint yang saat ini mulai diminati pasar lokal maupun mancanegara.
"Batik ecoprint ini sedang ngetrend karena memakai bahan-bahan dari alam, pangsanya luar biasa, tidak hanya lokal tapi luar negeri, bahkan Eropa," kata Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita, Selasa (23/3/2021).
Salah satu komponen penting dalam pembuatan batik ecoprint ini adalah daun-daun yang mempunyai pewarna alami, salah satunya daun jati muda.
Daun tersebut digunakan untuk membentuk motif batik. Caranya, daun cukup ditempelkan di atas kain lalu digulung dan dilipat kemudian ditali dengan kencang.
Setelah itu daun tersebut diuapi dengan cara dikukus hingga lebih kurang 2 jam.
Batik ecoprint ini diklaim sebagai batik ramah lingkungan karena penggunaan bahan kimianya sangat minim.
"Kita berikan pelatihan kepada ibu-ibu koperasi. Tapi harapan kita, tidak berhenti sampai latihan saja tapi juga lanjut ke pemasaran batik ecoprint ini," jelas Lisdyarita.
Pemkab Ponorogo sendiri akan membantu pemasaran batik tersebut baik secara online maupun offline.
"Kalau online bisa melalui marketplace. Kalau offline di semua kegiatan kelurahan kita wajibkan produk UMKM Ponorogo ada di sana untuk diperlihatkan," kata politisi PDI Perjuangan ini.
Dengan adanya batik ecoprint ini juga bisa menambah alternatif pilihan batik khas Ponorogo.
Apalagi harganya juga cukup terjangkau yaitu mulai dari Rp 65 ribu saja.