Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Trend Taruhan Balap Liar di Surabaya Mulai Geser, dari Balap Motor, Balap Sepeda hingga Balap Lari

Di tengah keterlelapan tidur masyarakat kota Surabaya, sebagian pemuda dan anak-anak memilih untuk keluar rumah

Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Firman Rachmanudin
Balap sepeda liar di Surabaya 

Reporter: Firman Rachmanudin | Editor: Januar AS

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Di tengah keterlelapan tidur masyarakat kota Surabaya, sebagian pemuda dan anak-anak memilih untuk keluar rumah.

Mereka berkumpul di beberapa lokasi untuk memulai percakapan membahas laga balap liar.

Jika beberapa tahun terkahir, balap liar selalu identik dengan motor yang dimodifikasi, kali ini di dua tahun terkahir balap sepeda angin menjadi yang paling mudah di temukan di Surabaya.

Baca juga: DPRD Surabaya Desak Minimarket Hentikan Jual Kopi atau Izin Dicabut: Menyalahi Perizinan Minimarket

DM (15) warga Gembong Surabaya, yang merupakan salah satu joki sepeda angin liar mengaku sudah setahun ini aktif menjadi joki.

DM merupakan joki salah satu kelompok team AS yang tidak bisa berpindah menjadi joki di team balap sepeda angin liar lainnya.

"Saya joki team. Bukan independen. Jadi hanya bisa main buat team saja sendiri. Sudah hampir setahunan ini," ujar DM.

Sementara itu, menurut DM ada pula joki independen yang bisa direkrut oleh banyak team dengan nilai upah yang bervariasi.

Kata DN, besaran komisi yang diberikan team kepada joki bergantung pada jumlah taruhan yang dikeluarkan.

"Biasanya komisian. Tergantung nilai taruhannya. Kalau menang ya dapat besar kalau taruhannya besar. Biasanya dari lima jutaan, sampai ada yang event besar itu puluhan juta mainnya," aku DM.

Di Surabaya, tak sulit dijumpai aktifitas balap sepeda angin liar.

Mereka yang kebanyakan anak di bawah umur itu, mencari cara mudah menunjukkan eksistensinya, meski tentu membahayakan dan melanggar hukum.

Di beberapa lokasi, para pemuda dan anak-anak ini kerap menjadikan jalanan sepi dengan trek memanjang sebagai arena balapan.

Diantaranya di Merr, Kenjeran, Kedung Cowek, Kertajaya, Ngagel, Wiyung, Lakarsantri, Dinoyo, Karangpilang dan masih banyak lagi.

Kasat Sabhara Polrestabes Surabaya, AKBP Herman Priyanto tak menampik kabar soal pergeseran fenomena balap liar di Surabaya itu.

"Mereka kebetulan yang kami amankan, itu hampir setiap hari kami lakukan patroli selalu ada saja (balap liar). Memang sekarang ini fenomenanya bergeser. Dari balap motor menjadi balap sepeda angin," ujar Herman, saat dikonfirmasi Surya.co.id, Selasa (23/3/2021).

Menurut Herman, dari mereka yang diamankan mengaku jika sepeda angin tak membutuhkan biaya besar untuk perawatan dibandingkan sepeda motor.

Selain itu, sepeda angin tidak memiliki ketentuan aturan hukum yang mengikat terkait standarisasi dan mudah dibawa kemana-mana.

"Karena jika pakai motor, itu biaya perawatan dan memodifikasinya bisa sampai puluhan juta rupiah. Belum lagi terkait surat dan standar yang diatur diundang-undang. Nah, ini menjadi celah bagi anak-anak ini atau pemuda bahkan orang dewasa sekalipun, menggunakan sepeda angin sebagai medium balap liar," imbunnya.

Tak dapat dimungkiri, setiap aksi balap liar memiliki indikasi taruhan.

Namun, sampai saat ini polisi masih kesulitan menemukan barang bukti untuk aksi taruhan itu lantaran para pelakunya keburu kabur.

"Jadi antara penonton dan pemain (judi) itu kan berbaur. Setiap kami lidik, mereka sangat rapi. Tidak terlihat. Begitu ada penggerebekan, semua sudah pada kabur. Yang kami amankan random, ada yang jokinya, tapi kebanyakan penonton. Ya masih anak-anak juga," terangnya.

Belum usai balap sepeda angin liar, fenomena baru yang mulai tampak adalah balap lari yang berpotensi menjadi ajang taruhan.

Hal itu sudah teridentifikasi oleh tim Respatti dibawah pimpinan Iptu Satriono dan Aipda Agus Setio.

"Anggota kami di lapangan sudah beberapa kali. membubarkan kerumanan anak-anak di tengah jalanan. Namun saat dibubarkan, tidak ada sepeda angin atau motor yang digunakan. Jadi barang bukti di lokasi benar-benar tidak ada. Kuat dugaan mereka sedang melakukan aksi balap lari yang di beberapa daerah lainnya sudah mulai marak. Ini yang juga kami antisipasi," tegas perwira dua melati di pundak itu.

Para pemuda dan anak-anak yang terjaring razia Respatti itu akhirnya dibawa ke Mapolrestabes Surabaya untuk di data dan dilakukan pembinaan.

Selain itu,tindakan hukum berupa penindakan pidana ringan juga diberikan kepada merwka yang terjaring razia.

Herman menegaskan, peran orang tua menjadi yang paling vital dalam mengurasi fenomena balap liar yang kini didominasi oleh anak-anak itu.

"Jika dulu balap motor liar orang-orang dewasa, sekarang ini balap sepeda angin liar atau lari itu didominasi anak-anak. Orang tua dalam hal ini memiliki peran vital menjaga anak-anam agar tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Jadi kalau anak-anak ini pulangnya malam sekali, ya diperhatikan. Dicari. Karena memang balapan gini diatas jam sepuluh malam," tandasnya.

Kumpulan berita Surabaya terkini

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved